
Batang Kuis/Deli Serdang, PRi.Com –
Warga Dusun III Desa Mesjid, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, mengeluhkan kondisi Puskesdes (Pos Kesehatan Desa) yang sudah hampir lima tahun tidak ditempati bidan desa. Akibatnya, masyarakat kesulitan mendapatkan layanan kesehatan, terutama pada malam hari ketika ada warga yang sakit mendadak.
Ironisnya, fasilitas kesehatan yang seharusnya menjadi pusat pelayanan publik itu kini dihuni oleh seorang warga sipil berinisial IHS, bukan tenaga medis sebagaimana mestinya.
Kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar di kalangan masyarakat: mengapa fasilitas negara bisa dibiarkan kosong dan justru digunakan untuk kepentingan pribadi?
“Sudah hampir lima tahun Puskesdes kami tidak dihuni bidan desa. Kalau malam ada warga yang sakit, kami bingung harus ke mana. Kadang terpaksa pergi ke Desa Paya Gambar, ke bidan Ratna Sari,” ungkap salah seorang warga, Selasa (4/11/2025).
Warga juga menyebut, Puskesdes hanya dibuka sesekali, itu pun saat pelaksanaan posyandu atau kegiatan tertentu yang memerlukan tempat sementara. Di luar itu, bangunan Puskesdes praktis tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Kondisi ini diperparah dengan minimnya kehadiran bidan desa yang ditugaskan di wilayah tersebut. Masyarakat menilai, tenaga kesehatan yang seharusnya menetap dan melayani warga justru jarang berada di tempat. Akibatnya, kebutuhan pelayanan dasar kesehatan menjadi terabaikan.
“Sangat disayangkan, fasilitas yang diberikan pemerintah malah tidak diaktifkan. Jangan dibiarkan terus seperti ini. Kami butuh layanan kesehatan yang siap siaga, terutama untuk ibu hamil dan anak-anak,” ujar seorang tokoh masyarakat Desa Mesjid dengan nada tegas.
Sebagai perbandingan, warga menuturkan bahwa saat masih ditangani oleh Bidan Ratna Sari, pelayanan kesehatan berjalan baik dan dekat dengan masyarakat.
Ratna dikenal berdedikasi tinggi dan sudah pernah bertugas di Desa Mesjid selama hampir dua dekade, sehingga memiliki hubungan emosional dengan warga.
Kini, tanpa kehadiran bidan tetap di desa, warga terpaksa menempuh jarak lebih jauh untuk berobat ke desa tetangga. Hal ini tentu menyulitkan terutama bagi warga kurang mampu, lansia, dan ibu hamil yang membutuhkan penanganan cepat.
Masyarakat berharap pemerintah daerah dan Dinas Kesehatan Deli Serdang segera menindaklanjuti persoalan ini. Mereka meminta agar Puskesdes diaktifkan kembali, bidan desa ditempatkan sesuai aturan, dan fasilitas negara tidak disalahgunakan untuk kepentingan pribadi.
“Kami hanya ingin Puskesdes berfungsi sebagaimana mestinya. Jangan sampai fasilitas publik berubah jadi rumah tinggal warga,” tambah warga lainnya.
Persoalan ini menjadi potret lemahnya pengawasan terhadap fasilitas kesehatan di tingkat desa. Jika dibiarkan, bukan hanya pelayanan publik yang dirugikan, tetapi juga kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah desa dan instansi terkait akan semakin menurun. h/Misnan