Medan, PRi.Com–Mimpi panjang Rafli Tarigan bin Rikson Tarigan, bin Ngianken Tarigan, bin Abdullah Tarigan sejak lima tahun lalu ingin memasuki Gedung Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir, alhamdulillah Senin (13 Oktober 2025) sebahagiannya tercapai sudah.

Itu dengan bertolaknya Rafli Tarigan bin Rikson bersama alumni dari beberapa pondok pesantren di Sumatera Utara ini terbang ke Kairo Mesir melalui Bandara Kualanamo, Sumatera Utara. Ia alumni Pesantren Tarbiyah Ar-Raudlatul Hasanah Medan.

Siang itu Senin (13/10-2025), suasana bandara Kualanamo, Deliserdang sepertinya biasa-biasa saja. Tak ada yang isitimewa.

Hanya, ada puluhan pemuda dan pemudi mengenakan jaket berwarna merah maron. Mereka berbaris menghadap ke loket tempat pendaftaran tiket keberangkatan. Menunggu informasi keberangkatan. Di pundak mereka tergayut sebuah ransel.

Penantian berbaris berlangsung l.k dua jam (09.15 -11.15 WIB). Memang tidak semua “terpaku” menghadap ke loket. Sebagian ada yang duduk selonjoran sambil ngemil bersama keluarga.

Yang berselfie ria pun tak pula sedikit. Termasuk Rafli bersama keluarga dan kawan-kawan.

Mereka sontak gembira begitu pimpinan mediator mengumumkan, bahwa pesawat yang ditumpangi mahasiswa/i baru Universitas Al-Azhar Kairo Mesir itu akan bertolak pukul 11.35 WIB menuju Kuala Lumpur, Malaysia.

Bahagia dan Haru

Setelah mendengarkan bimbingan dan arahan serta berdo’a oleh pembimbing mediator, peserta diberi waktu lima menit untuk pamit kepada orang tua dan keluarga.

Perasaan bahagia -terutama ayah dan emak serta keluarga-siang itu nyaris tersembunyikan oleh atmosfir haru yang membungkus suasana.

Rasanya ingin mengulang kembali mengelus kepala dan bahu serta mencium pipi sang anak. Tapi dinding-dinding kaca telah membatasi antara anak dan orang tua.

Wajah sedih akhirnya benar-benar menjelma keharuan ketika lambaian tangan sang anak terasa bagai menerobos dinding kaca transparans.

“Selamat jalan anakku. Hati hati ya nak. Passportnya jangan sampai tercecer. ” kata-kata seperti ini bolak-balik terdengar dengan tersedu-sedan.

Bapak Rikson Tarigan didampingi Ibu Elplida Br.Sembiring (kedua orang tua Rafli Tarigan) menuturkan, dua rasa (bahagia dan haru) terasa menyesak di dada saat melepas keberangkatan putera bungsunya itu.

“Rasa bahagia, yang utama Rafli bisa berangkat sebagaimana mimpi dan harapan kami bisa mengantarkannya ke Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir, alhamdulillah Allah berikan solusinya.

“Haru, setelah melihat Rafli mengenakan jaket dan bergabung dengan sejumlah kawannya yang selangkah lagi akan berada di Kairo,” ujar Rikson Tarigan. (bgd masri tanjung).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *