
Langkat,PRESTASIREFORMASI.Com – Suasana penuh suka cita dan semangat kebersamaan terasa begitu kental di Desa Telaga Said pada minggu,(17/08/2025). Ratusan warga memadati Tanah lapang Desa Telaga Said dalam memperingati perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 sekaligus peringatan Hari Jadi Desa Telaga Said yang ke-38.
Acara yang berlangsung meriah ini dibuka dengan sambutan dari Pj Kepala Desa Telaga Said,Bambang yang mengajak seluruh warga untuk terus menjaga semangat gotong royong dan cinta tanah air. “Perayaan ini bukan sekadar pesta rakyat, tapi juga bentuk rasa syukur atas kemerdekaan dan perjalanan panjang desa kita tercinta dan kita harus ingat sejarah Desa telaga said,” ujarnya dalam sambutan singkatnya.

Mulai dari anak-anak, remaja, hingga lansia tampak antusias mengikuti setiap rangkaian acara. Kemeriahan semakin terasa ketika sejumlah warga secara spontan menampilkan kesenian lokal, menambah semarak suasana HUT RI dan HUT Desa tersebut.
Perayaan HUT RI dan Desa itu tidak hanya menjadi hiburan semata, tetapi juga menjadi momentum penting untuk mempererat tali persaudaraan antar warga serta melestarikan budaya bangsa.
Sementara itu, Wandi selaku Panitia perayaan HUT RI ke-80 dan HUT Desa ke-38 saat ditemui Media di kantor Desa,Minggu (17/08/2025) menyampaikan bahwa seluruh rangkaian kegiatan ini adalah hasil kolaborasi dari berbagai elemen masyarakat, dari pemuda hingga tokoh adat dan agama. kita juga harus mengingat sejarah telaga Said ini.

Lebih lanjut Wandi mengatakan Desa ini memiliki sejarah penting dalam industri minyak bumi Indonesia, karena di sini lah minyak bumi pertama kali ditemukan pada zaman Hindia Belanda.
Penemuan ini berawal pada tahun 1880, saat Aeilko Jans Zijker, seorang ahli perkebunan tembakau dari Deli Tobacco Maatschappij, menemukan genangan air bercampur minyak bumi di Telaga Tunggal, sebuah kubangan di dekat desa Telaga Said.
Zijker membawa sampel air tersebut ke Batavia untuk dianalisis secara kimia, dan ternyata memiliki kandungan minyak sebesar 59 persen.
Zijker kemudian pulang ke Belanda untuk mencari dana dan izin untuk melakukan eksplorasi minyak bumi di wilayah Langkat.
Pada tahun 1883, ia mendapatkan konsesi seluas 500 bahu (3,5 km persegi) dari Sultan Langkat saat itu, Sultan Musa.
Pada tahun 1884, ia mulai melakukan pengeboran di Telaga Tunggal, dan pada 15 Juni 1885, ia berhasil mengeluarkan minyak bumi sebanyak 200 liter per hari.

Ini merupakan penemuan minyak bumi pertama di Indonesia yang cukup komersial. Zijker kemudian mendirikan perusahaan minyak bernama Sumatra Petroleum Maatschappij (SPM) untuk mengelola sumur minyak tersebut.
Pada tahun 1890, SPM bergabung dengan Bataafsche Petroleum Maatschappij (BPM), perusahaan minyak milik Belanda yang kemudian menjadi Royal Dutch Shell
Sumur minyak Telaga Tunggal terus berproduksi hingga tahun 1919, ketika BPM menemukan sumur minyak baru yang lebih besar di Pangkalan Brandan.
Sumur minyak Telaga Tunggal kemudian ditutup dan ditinggalkan.
Hingga kini, sumur minyak di Telaga Said masih berdiri sebagai saksi bisu penemuan minyak bumi pertama di Indonesia.
Sayangnya, sumur minyak bersejarah ini kurang mendapat perhatian dari pemerintah kabupaten maupun pemerintah pusat.
Padahal, sumur minyak ini merupakan bagian dari warisan sejarah dan industri minyak bumi Indonesia yang patut dilestarikan dan dikembangkan sebagai objek wisata edukasi. Kami Pemerintahan Desa Telaga said dan Masyarakat Berharap Semoga ada Peratihan serius dari Pemerintah kabupaten maupun pusat juga dari investor untuk melirik kembali Tambang minyak yang ada ditelaga said ini untuk dikembangkan, tandasnya.
lebih lanjut Wandi mengucapkan terima kasih atas dukungan penuh dari warga dan aparatur desa. Semoga perayaan ini menjadi kebanggaan kita semua,” ucapnya.
Selamat HUT RI Ke-80 dan Ulang Tahun Desa Telaga Said ke-38
Mari terus merawat kebersamaan dan melanjutkan pembangunan untuk generasi masa depan yang lebih baik. (Andrean/Remi)