
Lobuharambir/Taput, PRi.Com — Ratusan warga hidup terisolir dan terancam kelaparan, paska dua minggu (26 November – 9 Desember 2025) banjir bandang dan longsor menutupi jalan utama dari dan ke perkampungan Muslim Huta Baru Lobuharambir Desa Bonani Dolok, Kecamatan Purbatua Kabupaten Tapanuli Utara, provinsi Sumatera Utara itu.
Salah seorang tokoh masyarakat Huta Baru, Rawatib Sitompul kepada PRi.Com, Selasa (9/12/2025) mengungkapkan “Alhamdulillah, hari ini jalan sudah dibersihkan dan bisa dilalui”. Namun nestapa yang dialami ratusan jiwa warga belum pulih, hingga kini masih menantikan uluran bantuan dari Pemerintah maupun dermawan.
Rawatib menuturkan, saat turunnya hujan deras sepanjang hari Rabu (26/11/2025) malam, tepat Azan Maghrib, longsor pertama terjadi, disusul pada pukul 22.00 WIB dan ketiga, dini hari jelang Shubuh. Seluruh warga desa dicekam ketakutan mendengar suara gemuruh dan dentuman dari batu-batu besar yang longsor dari kawasan gunung berjarak sekitar 50 meter arah Selatan pemukiman Huta Baru dan 125 meter dari Banjar Sitompul. Syukur kepada Tuhan, tidak ada korban jiwa atau rumah tertimbun, namun jalan tertutup total.

Keesokan harinya, warga terkejut menyaksikan dasyatnya dampak banjir bandang dan longsor, karena sejumlah lahan perkebunan beserta tanaman, kolam ikan dan jalan utama satu-satunya dari dan ke Huta Baru Lobuharambir, telah tertimbun material tanah basah, batu-batu besar berukuran mobil Avanza/Xenia ditambah batang-batang pohon sebesar drum.
Dampak langsung yang dialami warga, selain terputusnya sinyal telepon selular (handphone), juga material setinggi empat meter menutupi kebun-kebun, sawah, kolam ikan dan jalan selebar 5 meter dari dan ke Huta Baru.
“Kami pernah sekali dapat bantuan sembako, dua hari setelah longsor, berupa beras 2 kg, mie instan 4 bungkus dan telor 10 butir,” ungkap Rawatib.
Ia menambahkan, setelah itu warga saling membantu menyuplai makanan untuk kebutuhan sehari-hari hingga kehabisan. Seminggu pertama, dengan kondisi keuangan terbatas, warga harus belanja kebutuhan pokok ke Dusun terdekat berjarak 500 meter. Para pria dewasa menempuh kawasan longsor tanah basah setinggi 4 meter, batu berukuran 500 kg hingga 1000 kg, pohon-pohon tumbang sebesar drum, bergelimpngan di atas tanah longsor.

Dua minggu setelah peristiwa, nasib ratusan warga di Huta Baru Lobuharambir semakin mengenaskan, warga terpaksa menahan lapar karena tidak adanya lagi bantuan dari Pemerintah setempat.
Redaksi PRi.Com menerima video call langsung via WhatsApp dari Rawatib Sitompul, Senin (8/12/2025), dua minggu pasa banjir dan longsor, setelah sinyal mulai membaik.
Ia menyebutkan alat berat berupa eskavator sudah tiba semalam siang Senin (8/12/2025), dan Selasa (9/12/2025) sejak pagi sudah membersihkan jalan utam penghubung ke Dusun Huta Baru. Ketika bertelepon pukul 15.00 WIB, Rawatib menyebut jalan sudah bersih dan bisa dialalui setelah dua minggu terisolir.
Di saat rasa kecewa dan nyaris putus asa menguasai hati para warga, akhirnya isolasi sudah terbuka dan warga sudah dapat beraktivitas. Namun, akibat dua minggu terkurung di perkampungan, kondisi fisik dan mental mereka belum sepenuhnya pulih. Aktivitas ekonomi masih lumpuh, sehingga untuk bekerja ke ladang, kebun maupun ke sawah untuk transaksi mendapatkan uang masih nihil. Sehingga warga mengharapkan uluran tangan maupun bantuan. (hps)