Catatan ringan Nahar Frusta

Perhelatan kontestasi pilkada itu sudah lama berlalu. Sang pemenang sudah lama menduduki kursinya. Sebagai Bupati dan wakil Bupati. Tentunya ini pilihan rakyat. Mendapatkan kepercayaan dari rakyat. Memperjuangkan, seterusnya menjadikan sebuah kenyataan bahwa rakyat akan mencapai kesejahteraan. Rakyat akan terlayani karena mereka yang terpilih adalah pelayan rakyat.
Begitu juga dengan pemilihan anggota dewan perwakilan rakyat.vEntah itu pusat, propinsi, yang terdekat adalah kabupaten. Anggota dewan terpilih dengan persyaratan dan jumlah suara dari pemilih yang pas, cukup kuota untuk satu kursi. Mereka adalah wakil rakyat yang diharapkan mewakili rakyat diparlemen.. membawa aspirasi dan membahasnya bersama eksekutif guna mencapai kesejahteraan rakyat. Bupati dan dewan sama sama dipilh rakyat, tentunya dengan bersama mensejahterakan rakyat.
Perdebatan dan persilisihan mulai muncul kepermukaan. Dukungan rakyat terhadap eksekutif dan legislatif berbeda. Bisa saja karena berbeda partai dan berbeda keinginan atas orang yang diharapkan menjadi pemimpin eksekutif. Pernyataan sikap dan penetapan pilihan rakyat tidak terpatri atas perintah atau rujukan dari partai. Rakyat memilih sesuai hati nuraninya, terbebas dari intimidasi atau sogokan, sehingga pilihan ditentukan oleh kehendak pribadi untuk sebuah perubahan dan kesejahteraan.
Ketika perdebatan itu sudah atas nama rakyat, kembali rakyat dikorbankan oleh pilihannya sendiri. Pemimpin seperti mendapatkan mandat untuk berbuat sekehendaknya, sesuai visi misinya yang membawa keuntungan terhadap diri dan kelompoknya sendiri. Tidak untuk kesejahteraan rakyat–tanpa ada perbedaan antara rakyat yang memilihnya dan tidak memilihnya. Idealnya.
Kembali rakyat menjadi korban atas nama rakyat itu sendiri. Janganlah rakyat kembali terbelah karena perbedaan pilihan yang telah selesai dan berlangsung lama. Eksekutif dan legislatif harus bisa membawa pikiran, aspirasi dan kehendak rakyat didaerah yang sama dan tentunya kesejahteraan yang sama. Elite boleh berdebat jika itu untuk semua rakyat.
Kepada kalian yang lahir dan besar karena rakyat. Mendapatkan posisi dan kekuasaan karena pilihan rakyat. Cobalah tinggal dan bergaul kembali dengan rakyat. Duduk bersama, berdiskusi bersama, merasakan getaran nadi rakyat, resah dan lelahnya rakyat.
Membaca dan menyuarakan harapan dan cita cita rakyat atas pilihannya terhadap kalian. Cobalah bertindak dan mengambil kebijaksanaan atas semua rakyat, tanpa pengecualian.
Biarkanlah semua rakyat ikut bergembira atas capaian yang telah terujud, walau namanya tak terdaftar pada tabel tim sukses. Sebab semua adalah rakyat kalian yang wajib disejahterakan sesuai amanat undang undang. Rakyat sudah bisa bersatu dan melupakan konstestasi yang telah berlalu. Mengapa kalian tak jua bisa bersatu, padahal kalian adalah pilihan rakyat yang telah bersatu itu. Itu saja dulu. (Penulis adalah rakyat tinggal di Barus)