Oplus_131072

Makam seorang ‘Ulama atau pemuka agama yang diketahui bernama Syekh Rukunuddin yang terletak di komplek Situs sejarah Purbakala pemakaman Almahligai desa Aek Dakka kecamatan Barus Tapanuli Tengah Sumatera Utara ,menurut para penutur sejarah batu nisannya ditemukan pada tahun 1963 dan pada tahun 1964 Batu nisan Syekh Rukunuddin dibawa ke Medan untuk keperluan seminar masuknya Islam pertama di Sumatera Utara. Kemudian di ketahui Syekh Rukunuddin wafat pada 13 Syafar tahun Ha-mim atau 48 Hijriah dalam usia 102 tahun 2 bulan 10 hari .

Nama Mahligai sebenarnya berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari dua suku kata yaitu ” Mahalli dan Jai ” Mahalli artinya suatu tempat atau Lokasi sedangkan Jai artinya datang/pendatang.

Dengan demikian Mahalli Jai dapat diartikan suatu tempat atau lokasi sekumpulan orang -orang pendatang yakni para saudagar bangsa Arab yang datang berlayar ke Barus untuk mencari rempah -rempah seperti kemenyan,lada,merica dan yang paling dicari pada masa itu adalah Kapur Barus (Kanfer,). Nama Mahalli Jai oleh penduduk setempat menyebut nya “Mahligai” dan Nama inilah akhirnya yang menjadi tersohor sampai sekarang.

Pada tahun 1978 komplek pemakaman Mahligai sudah diteliti oleh Tim Arkeologi Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) yang dipimpin oleh Prof DR Hasan Muarif Ambary dan mereka sudah meneliti selama tiga hari di situs tersebut.

Dari hasil penelitian yang dilakukan maka disimpulkan bahwa jika dilihat dari bentuk ragam hias pada nisan kubur berupa hiasan Kaligrafi dan ragam hias pada batu nisan kubur berupa Kubah ini memberikan gambaran persamaan dengan hiasan Persia yang sudah dikenal dunia sejak abad ke -6.

Selain Syech Rukunuddin di Komplek Mahligai terdapat ratusan makam lainnya yang sarat makna yang berkaitan dengan sejarah masuknya agama Islam ke negeri Barus, Pemakaman  Almahligai ini sudah pernah dikunjungi Wapres H Adam Malik sekitar tahun 1975 dan kemudian kunjungan bpk Presiden RI Joko Widodo pada tahun 2018. Serta kunjungan Wapres KH Ma’ruf Amin pada 15 Pebruari 2023.

Barus menurut berbagai literatur merupakan kota tua dan jauh lebih tua sebelum peradaban Nusantara yang lahir dan tumbuh. Barus dikenal sebagai Kota Emporium pada abad ke-7. Sebagai kota pelabuhan internasional yang banyak disinggahi oleh saudagar dari berbagai negeri di belahan dunia. Daerah ini cukup potensial untuk dikembangkan menjadi kawasan Wisata Sejarah, sekaligus menjadi spot Wisata Religi unggulan di Kabupaten Tapteng. (Catatan : , Zurlang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *