(Catatan : Zuardi Simanullang)

Barus,PRESTASIREFORMASI.COM – Momentum Peringatan Hari Ulang Tahun ke 80 kemerdekaan Republik Indonesia tahun 2025 ini agaknya membawa kebanggaan dan hikmah tersendiri bagi keluarga besar Lembaga Penasyarakan Kelas III Barus betapa tidak karena pada momentum HUT ke -80 dan pemberian Remisi Umum dan remisi Dasawara bagi Warga Binaan Lapas Kelas III Barus Bupati Tapanuli Tengah Masinton Pasaribu didampingi  Asisten Pemerintahan dan Kesra Erman Syahrin Lubis,Staf Ahli Bupati Wirdan Pasaribu hadir di lembaga pemasyarakatan Barus dalam rangka pemberian remisi pada HUT ke 80 Republik Indonesia.

” Kita tentunya merasa bangga dan menyampaikan terma kasih kepada Pak Bupati dan rombongan hadir bersama kita, dan Lapas Barus adalah satu- satunya sebuah lembaga pemasyarakatan yang berada di Kabupaten Tapanuli Tengah. Dan bapaklah Bupati Tapteng yang pertama hadir di Lapas Barus.’ Sebut Kalapas Barus Binur Sitanggang.

Dalam menyikapi permohonan Kalapas Barus terkait keberadaan Lokasi lapas yang sudah semakin sempit seiring perkembangan zaman Lapas Barus sudah selayaknya untuk ditingkatkan pembangunannya.

Bak gayung bersambut,Bupati Masinton Pasaribu menyambut baik ide itu, dan Bupati akan berupaya mencarikan lahan minimal seluas 2 Hektare untuk pembangunan lembaga pemasyarakatan Barus,” kita akan berkolaborasi mencarikan lahan tersebut.” kata Bupati

Kalapas Barus Binur Sitanggang menyampaikan ide brilian dengan julukan Barus kota Bertuah. ” Mohon Izin pak Bupati, kata”BERTUAH itu kami akronim kan dengan ” Bersih, Energik, Ramah, Tertib,Unggul,Aman dan Humanis” jadi Lapas Barus Bertuah.” tandas Binur Sitanggang.

Seperti diketahui,Sejarah Lapas Barus tidak terlepas dari sejarah kota Barus itu sendiri, yang merupakan salah satu kota tertua di Indonesia yang memiliki peran penting dalam jalur perdagangan dan penyebaran agama Islam di Nusantara

Barus dikenal sebagai kota pelabuhan kuno yang sudah ramai dikunjungi sejak abad ke-7 Masehi, bahkan lebih awal.  Barus menjadi pusat perdagangan rempah-rempah, termasuk kapur barus (kamper), yang sangat terkenal hingga ke Eropa dan Timur Tengah. 

Barus juga diyakini sebagai salah satu gerbang masuknya Islam pertama di Nusantara melalui jalur perdagangan. 

Pada abad ke-19, Barus berada di bawah kekuasaan Hindia Belanda dan menjadi bagian dari propinsi Sumatra Utara .

Seiring dengan perkembangan zaman dan sistem peradilan, Lapas Barus dibentuk sebagai lembaga pemasyarakatan untuk membina narapidana dan tahanan di wilayah tersebut. 

Dengan demikian, sejarah Lapas Barus adalah bagian dari sejarah panjang kota Barus yang kaya akan nilai perdagangan, budaya, dan agama. Lapas ini menjadi saksi bisu dari berbagai perubahan yang terjadi di Barus sejak zaman kuno hingga saat ini.(***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *