Pilihan kata,raut dan mimik wajah,senyum tangisan dan tawa,gerak tubuh,diam dan langkah adalah sesuatu yang sakral dan ikhlas ketika bersimpuh dihadapan kedua orangtua.
Siapapun tak bisa mewakilkan. Sebab ini tentang hati, jeritannya, senandungnya merupakan hak dasar seorang anak dalam pengabdiaannya kepada orangtua sehingga ridho itu bisa diterima dari pelukan hangat orangtua mengalirkan hangat dan bahagia untuk keduanya–anak dan orangtua.

Melahirkan anak anak adalah cita cita,harapan besar dari pasangan suami istri.Walaupun itu menjadikan sebuah kewajiban nantinya.Tak ada yang menolak kewajiban ini, seberat apapun yang harus dijalani.

Kehadiran anak menjadi kegembiraan bahkan kebanggaan yang disebarkan kepada dunia.Tak ada penyesalan tergaris disini.

Bersimpuh terhadap kedua orangtua pada hakikatnya adalah pada tiap tarikan napas.Lisan dan perbuatan yang baik merupakan persimpuhan itu sendiri.Namun kesehariaannya ini dilaksanakan pada hari lebaran,berangkat merantau, baik itu untuk belajar atau cari pekerjaan.Dan yang paling sering dan seperti menjadi kewajiban pada saat setelah melaksanakan pernikahan.

Bersimpuh itu persembahan anak anak dalam mengejar kesuksesan dalam kehidupan ini.Anak yang sukses adalah kebanggaan orangtua.

Sukses dimaksud ketika anak anak bisa menghidupi keluarganya dari hasil pekerjaan baik.Tidak tipu tipu yang dapat menitip kecemasan pada orangtua.

Orangtua yang baik,sepatutnyalah semua baik.Tak berharap balasan dari anak anak kecuali anak anak yang berdoa dan berbaik hati untuk keselamatan, kebaikan dan keberkahan umur orangtua, yang hasilnya untuk anak itu sendiri mendapatkan ridho.Ridho ilahi adalah ridhonya orangtua.

Semoga kita menjadi anak yang bersimpuh,berdoa dalam tiap tarikan nafas dan menjadi orangtua yang melepas doa dan ridho dalam tiap tarikan nafas.(***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *