Kepala SMAN 1 Pangururan, Heppy Tua Aritonang, menegaskan bahwa pihaknya telah mulai melakukan penyesuaian jadwal serta pola belajar untuk mendukung kelancaran kebijakan tersebut.

“Kami mendukung penuh kebijakan ini. Dalam satu minggu ini, sekolah akan melakukan penyesuaian menyeluruh, baik dari sisi waktu pembelajaran, ritme kegiatan siswa, maupun peran orang tua,” ujar Heppy saat ditemui di ruang kerjanya, jumat (11/7/2025).

Berdasarkan skema baru, siswa akan mulai masuk pukul 07.10 WIB, dengan bel masuk pukul 07.20 WIB. Proses belajar mengajar akan berlangsung hingga pukul 15.30 WIB. Karena durasi belajar yang lebih panjang, sekolah menyarankan siswa membawa bekal makan siang dan air minum dari rumah.

“Kami telah menjadwalkan istirahat makan siang pukul 12.00 WIB selama 45 menit. Setelah itu, kegiatan belajar dilanjutkan hingga sore. Kami pastikan lingkungan sekolah tetap bersih dan kondusif,” kata Heppy.

Ia juga menekankan perlunya kolaborasi antara sekolah, orang tua, dan masyarakat dalam menyukseskan kebijakan ini. Dari total lebih dari 1.070 siswa, beberapa di antaranya harus menempuh perjalanan jauh—termasuk menggunakan kapal motor untuk sampai ke sekolah.

“Transportasi menjadi tantangan tersendiri. Karena itu, kami mengimbau peran aktif orang tua serta penyesuaian waktu oleh pelaku transportasi lokal agar anak-anak bisa bersekolah tepat waktu,” tambahnya.

Tak hanya menyesuaikan pola belajar, SMAN 1 Pangururan juga terus mendorong transformasi digital melalui pelatihan kecerdasan buatan (AI) bagi guru dan siswa. Menurut Heppy, minat peserta didik terhadap pemanfaatan teknologi cukup tinggi.

“Sekitar 60 persen siswa menunjukkan antusiasme untuk belajar AI. Kami sudah mulai memberikan pelatihan kepada beberapa guru, dan akan memperluas cakupan pelatihan ke depan,” ujarnya.

Pihak sekolah optimistis kebijakan lima hari sekolah ini dapat mendorong kedisiplinan, efisiensi pembelajaran, dan keseimbangan antara akademik dan karakter siswa.

“Kebijakan ini bukan sekadar memadatkan waktu belajar, tetapi momentum untuk membentuk karakter, budaya disiplin, serta semangat kolaboratif antara sekolah, keluarga, dan masyarakat,” tutup Heppy.

Catatan Redaksi:
Program lima hari sekolah merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memberikan waktu berkualitas bagi siswa bersama keluarga, sekaligus mendorong efektivitas proses pendidikan yang holistik. Pengawasan terhadap pelaksanaannya di daerah akan menjadi penentu keberhasilan kebijakan ini. ( Hots/dhs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *