Pernyataan tersebut sempat menuai beragam tanggapan dan interpretasi di tengah masyarakat, bahkan memicu respons dari sejumlah pihak yang menilai istilah “Nahdliyyin” identik dengan kelompok tertentu.

Menanggapi hal itu, Wakil Bupati menyampaikan penjelasan resmi sekaligus permintaan maaf secara terbuka kepada publik. Ia menegaskan bahwa pernyataannya tidak ditujukan untuk mengadu domba atau menyudutkan pihak manapun.

“Saya tidak pernah memiliki niat untuk menyinggung atau mengaitkan istilah ‘Nahdliyyin’ secara eksklusif kepada kelompok tertentu. Dalam pemahaman saya, kata ‘Nahda’ dalam bahasa Arab mengandung makna cinta, damai, kebangkitan, dan kesejahteraan. Maka ketika saya mengatakan ‘Kabupaten Nahdliyyin’, maksud saya adalah Kabupaten yang cinta damai dan menjunjung nilai-nilai kebangkitan masyarakat,” ujar Lomlom Suwondo.

Ia pun menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh pihak yang mungkin merasa kurang nyaman atas pernyataan tersebut.

“Saya menyadari ucapan saya dapat ditafsirkan berbeda-beda. Untuk itu saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Tidak ada niatan sedikit pun dari saya untuk menyinggung, mengkotak-kotakkan, apalagi menyinggung organisasi atau golongan manapun,” imbuhnya.

Dalam klarifikasinya, Wabup Lomlom juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus menjaga suasana kondusif dan memperkuat semangat kebersamaan demi kemajuan Kabupaten Deli Serdang.

“Mari kita jaga semangat persatuan dan kedamaian. Kabupaten Deli Serdang adalah milik kita semua tanpa memandang latar belakang ormas atau kelompok keagamaan tertentu,” tutupnya.

Klarifikasi ini diharapkan dapat meredam potensi kesalahpahaman serta memperkuat komunikasi yang sehat di tengah dinamika sosial dan keberagaman masyarakat Deli Serdang. h/Misnan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *