
Samosir. PRESTASIREFORMASI.Com
Pagi yang hangat di Sopo Bolon, Pangururan, menjadi saksi dimulainya agenda penting tahunan Pemerintah Kabupaten Samosir. Dengan iringan bunyi gondang yang khas dan khidmat, Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2026 secara resmi dibuka. Wakil Bupati Samosir, Ariston Tua Sidauruk, memukul gondang bersama perwakilan Gubernur Sumatera Utara, Naslindo Sirait, Ketua DPRD Samosir Nasip Simbolon, dan Wakil Ketua DPRD Osvaldo Simbolon, sebagai simbol dimulainya forum strategis tersebut.
Musrenbang tahun ini mengangkat tema besar: Transformasi Pembangunan Sumber Daya Manusia di Bidang Pertanian, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif Berbasis Pemberdayaan Masyarakat. Tema ini tidak sekadar menjadi hiasan seremonial, melainkan menjadi dasar pijakan dalam merancang arah kebijakan pembangunan daerah yang berkelanjutan, merata, dan adaptif terhadap perubahan zaman.
Wakil Bupati Ariston Tua Sidauruk dalam pidatonya menekankan pentingnya keterpaduan antara program daerah dengan kebijakan provinsi dan nasional. “Musrenbang tahun ini memiliki makna strategis, karena bersamaan dengan penyusunan dokumen RPJMD dan RKPD. Maka kita perlu masukan yang objektif dan akurat dari seluruh stakeholder,” ujar Ariston.
Ia menyebut bahwa dokumen perencanaan pembangunan tidak boleh hanya menjadi formalitas administratif, tetapi harus menjawab kebutuhan riil masyarakat. Ariston menyoroti empat prioritas tematik pembangunan Samosir ke depan: peningkatan kualitas SDM, penguatan ekonomi daerah dan sumber daya alam, pembangunan infrastruktur berkelanjutan, serta tata kelola pemerintahan yang inovatif.
Untuk mendukung tema besar tersebut, Pemkab Samosir juga menghadirkan narasumber dari berbagai kementerian dan lembaga seperti Bappenas, Kementerian Pertanian, Kementerian Pariwisata, dan instansi strategis lainnya. Harapannya, kebijakan daerah mampu sejalan dengan kebijakan pusat, serta mendapatkan dukungan lintas sektor yang konkret.
Naslindo Sirait, Kadis Koperasi dan UMKM Sumatera Utara, yang hadir mewakili Gubernur Sumut, memberi pandangan lebih luas tentang potensi dan tantangan pembangunan di Kabupaten Samosir. Ia menyoroti kemajuan makro ekonomi daerah ini yang patut diapresiasi—mulai dari peningkatan PDRB, IPM, hingga angka pengangguran terbuka yang hanya 0,89 persen.
“Namun tantangan ke depan lebih besar. Kita harus kreatif menggali sumber pembiayaan lain seperti CSR dan kemitraan strategis. Pariwisata Samosir memiliki daya tarik internasional, dan ini harus dikembangkan sebagai motor penggerak ekonomi daerah,” ujarnya. Naslindo juga menekankan pentingnya membangun ekosistem pariwisata yang kolaboratif, melibatkan pemerintah, pelaku usaha, masyarakat, dan akademisi.
Ketua DPRD Samosir, Nasip Simbolon, dalam sambutannya mengingatkan pentingnya sinergi antara legislatif dan eksekutif dalam menyusun perencanaan pembangunan yang berkelanjutan. Ia meminta agar program pembangunan tidak hanya produktif, tetapi juga mampu menjawab kebutuhan dasar masyarakat.
“Sebagai bagian dari Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), Samosir perlu dukungan lanjutan dari pemerintah pusat dan provinsi, terutama dalam hal pembiayaan infrastruktur dan pemberdayaan masyarakat,” tegas Nasip.
Di sisi lain, Kepala Bappeda Litbang Samosir, Rajoki Simarmata, menyampaikan bahwa Musrenbang ini menjadi ajang finalisasi usulan hasil forum gabungan perangkat daerah. Proses ini bertujuan menyepakati isu-isu prioritas, lokasi kegiatan, indikator kinerja, dan sinkronisasi antara kewenangan kabupaten dan desa.
“Hasil Musrenbang akan dirumuskan dalam bentuk daftar program dan kegiatan prioritas sebagai bahan penyusunan rancangan akhir RKPD Tahun 2026,” jelas Rajoki.
Dalam kesempatan itu pula, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara menyerahkan bantuan sarana usaha kepada lima pelaku UMKM lokal sebagai bentuk dukungan terhadap ekonomi kerakyatan di Kabupaten Samosir.
Dengan semangat kolaboratif, Musrenbang RKPD 2026 diharapkan mampu menghasilkan dokumen perencanaan yang tidak hanya sistematis, tetapi juga bermuatan substansi yang kuat, berbasis data, dan menjawab tantangan pembangunan jangka panjang. Samosir kini melangkah dengan arah yang lebih jelas—menuju daerah yang unggul, inklusif, dan berkelanjutan. ( dhs/hot)