Bagus/Tapteng, PRESTASIREFORMASI.Com.
Hujan lebat semalaman yang melanda daerah Pakkat dan Barus, mengakibatkan Sungai Aek Sirahar meluap dan membuat banjir di beberapa desa dan kelurahan. Desa terparah adalah desa Kinali. Yang lainnya adalah Lingkungan Pasar Baru kelurahan Padang Masiang dan Lingkungan Pasar Kedondong Kelurahan Pasar Batu Gerigis digenangi air setinggi 50 cm.
Di kelurahan Padang Masiang salah satu perguruan Nahdatul Ulama terpaksa memulangkan siswanya akibat air sudah memasuki ruangan kelas.

Di perguruan ini ada dua sekolah yaitu Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah. Sekolah ini selalu langganan banjir apabila sungai Sirahar meluap. Parit pembuangan di sisi kanan sekolah tidak mampu menampung air untuk dialirkan ke kualo desa Pasar Terandam.
Luapan air yang memasuki area perumahan penduduk di lingkungan Pasa Baru dan Pasar Kedondong diakibatkan jebolnya tanggul penahan banjir Sungai Sirahar di kelurahan Padang Masiang.
“Masuknya air ke pemukiman warga akibat jebolnya tanggul penahan banjir. Rumah warga dimasuki air dan satu tonggak listrik tumbang.”, jelas Lurah Padang Masiang yang akrab dipanggil Kang Med.
Kepala Madrasah Tsanawiyah NU Barus, M.Isban Tanjung S.Pd.I menjelaskan kepada prestasireformasi.com bahwa sekolah selalu menjadi langganan banjir. Isban berharap agar hal ini menjadi perhatian pemerintah kabupaten Tapanuli Tengah.
“KIta sudah berusaha untuk antisipasi agar sekolah ini tidak tergenang dengan meninggikan pondasi dan lantai bangunan. Tapi karena tingginya volume air tidak dapat dihindari masuknya air keruang belajar. Bukan kita saja yang mengeluh tentang ini, warga di Lingkungan Pasar Kedongdong juga sangat terganggu dengan keadaan banjir ini.”, jelasnya.
Kami sangat berharap ada penangan serius akan keadaan yang selalu berulang ini, harap Isban.
Di desa Kampung mudik luapan sungai Sirahar nyaris memutuskan jalan dari Pakkat menuju kota Barus. Lokasi ini sudah sering diperbaiki, baik dinding penahan sungai maupun jalan hitamnya.
Seorang warga Kampung Mudik, Maslan Tanjung (50) menjelaskan bahwa jalan ini akan terputus jika tidak segera diperbaiki.
“Ini akan putus Ketua. Hanya tinggal 1 meter lagi sungai sirahar akan mengaliri jalan raya ini dan akibatnya jalan akan terputus. Memang kita akui bahwa pembangunan bronjong dan beton penahan banjir sudah berkali kali dibangun oleh pemerintah Sumatera Utara. Tapi bangunannya tidak bertahan lama.”, jelas Majlan kepada prestasireformasi.com.
Sementara di desa Aek Dakka, tanggul penahan yang terbuat dari beton yang pengerjaannya baru selesai, ambruk diterjang derasnya Sungai Sirahar. Andos Sihombing (25), tokoh pemuda Aek Dakka sangat kecewa atas jebolnya tanggul ini “Baru “kemarin” dibangun, sudah jebol. Bangunan apanya ini?”, ucap Andos kesal.
Di tempat terpisah Kepala desa Kinali Rahmi Simamora, sangat mengeluhkan kondisi ini. Kasihan warga kita tiap kali Sungai Sirahar meluap harus memindahkan barang barang ketempat yang lebih tinggi dan mengungsi kerumah penduduk lainnya.
“Kita berharap dari pemerintah provinsi agar dibangunkan tanggul penahan untuk aliran Sungai Sirahar di desa Kinali Barus.”, harap Kades perempuan ini. (Nahar Frusta)





