Dari 12 bulan tahun Hijriah ada satu bulan yang kehadirannya ditunggu tunggu kaum Muslimin. Bahkan dalam doanya juga dimohonkan kepada Allah Swt agar bisa bertemu bulan ini. Adalah bulan Ramadhan, bulan ke sembilan, dimana ummat Islam melaksanakan puasa.

Ramadhan bulan suci, bulan pengampunan dan berkah. Di sini peluang mendapatkan pahala dan ampunan serta lebih mendekatkan diri pada Ilahi dengan melaksanakan puasa, sholat sunat tarawih, witir dan bersedekah, infak maupun,membantu orang yang menbutuhkan.

Di berbagai daerah, Muslim menggelar beragam kegiatan sifatnya tradisionil masih dilaksanakan nyekar, mamogang, balimo limo yang dalam perkembangan selalu saja pro kontra. Suka tidak suka dan sering mengantarkan saling membenci.

Seharusnya ini tidak terjadi bila pendapat dan pemahaman tentang perbedaan dikembalikan kepada ajaran Islam yang benar.

Perbedaan pandangan dan pemahaman yang berbeda ditengah masyarakat, bisa saja datangnya dari tokoh agama yang disukai oleh ummat Islam.

Padahal perbedaan pemahaman itu sudah sering dinikmati seperti perbedaan penetapan 1 Ramadhan dan 1 Syawal. Berbeda karena pendapat ulama yang disukai:

Gus Baha, Adi Hidayat, Buya Sakur. Berbeda karena organisasi yangdiikuti NU, Muhammadiyah, Alwasliyah bahkan berbeda dengan pemerintah.

Sekarang Ramadhan sudah di depan mata, mari kita sambut dengan memperkuat niat dan tekad melaksanakan ibadah puasa, menambahkan kwalitas ibadah harian, menjaga kesehatan fisik dan mental dan belajar agama lebih dalam. Sehingga Ramadhan yang kita tunggu sejak syawal tahun lalu tidak berlalu saja tanpa kemenangan besar.(***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *