Medan. PRESTASIREFORMASI.Com
Sosok mantan Bupati Tapanuli Utara dua periode Dr Drs Nikson Nababan MSi sudah tak asing di telinga masyarakat Sumatera Utara. Dialah pemimpin daerah yang pertama kali menerapkan bantuan untuk pembangunan desa Rp 60 juta tiap desa pada awal kepemimpinannya sejak 2014 silam.

Kebijakan ini pun menuai berkah, tatkala Pemerintah Pusat di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo menerapkan kebijakan bantuan Dana Desa dengai nilai anggaran yang berfariasi dimulai pada 2016.

Nikson pun sigap menampung kehendak dan harapan masyarakat Taput. “Saat pertama saya memimpin Taput, sebagian desa masih ada yang terisolir. Bahkan belum ada aliran listrik. Maka saya dan jajaran beserta stakeholder berwenang bahu-membahu menuntaskan peraoalan ini,” ungkapnya saat berbincang dengan wartawan, Jumat (24/5/2024).

“Untuk menanggulangi daerah terpencil yang belum ada aliran listrik, tidak bisa kita sanggupi begitu saja. Infrastruktur jalan harus ditanggulangi terlebih dahulu,” tuturnya.

Baru kemudian, kata Nikson, tiang-tiang listrik bisa masuk ke desa-desa di dalam hutan. “Untuk kemudian, pemasangan aliran listrik bisa kita penuhi,” ujar Nikson.

Perjuangan Nikson, membenahi desa-desa di Tapanuli Utara tak hanya sampai di situ. Lahan tidur yang banyak terbengkalai, dirasa juga menjadi persoalan yang tak kalah penting.

“Alhamdulillah, Puji Tuhan, 6.000 hektare lebih lahan tidur yang awalnya tidak bisa dimanfaatkan oleh masyarakat, akhirnya menjadi lahan tempat masyarakat bergantung dan menghidupi keluarganya,” ucapnya dengan penuh rasa syukur.

Bahkan, Nikson sampai membeli traktor (mekanisasi pertanian) dan alat berat demi pembenahan lahan dan jalan bisa optimal demi kepentingan masyarakat Taput saat itu.

Boleh dikatakan, Nikson sukses memanfaatkan jabatannya demi seutuhnya kepentingan masyarakat. Nikson pun disebut tak pernah mengambil untung apapun dari proyek-proyek infrastruktur desa selama ia memimpin wilayah kawasan Danau Toba itu.

“Tidak sekalipun saya ambil fee proyek-proyek pembangunan desa. Demikian juga dengan pengangkatan pejabat, kepala sekolah, pengangkatan PPPK. Semuanya gratis tanpa ada pungutan,” tegas Nikson lagi.

“Saya tegaskan lagi, kalau saya terima dari pejabat-pejabat yang diangkat, bagaimana seorang pemimpin bisa berlaku bijak, tidak mungkin. Maka pejabat yang di bawah pun akan melakukan hal yang sama,” ungkap Nikson.

Tak sampai di situ, banyak pembenahan di Taput yang menerapkan aksi gotong-royong. APBD untuk Taput tergolong masih kecil. Saya harus benar-benar menggunakan APBD secara optimal dan tepat sasaran.

Mensiasati terbatasnya anggaran di tengah banyak hal yang harus dibenahi memenuhi permintaan masyarakat. Karena itu rasionalisasi, refocusing dan pengalokasian anggaran secara efektif dan efisien, harus dilakukan

“Untuk menyelesaikan persoalan pembangunan di desa, saya juga terapkan sistim gotong royong. Secara pribadi saya menyisihkan uang pribadi, saya ajak para OPD untuk ikut serta tanpa paksaan dan suka rela. Maka persoalan pun selesai,” beber Nikson.

Nikson pun menyebut tidak semua permasalahan pembangunan desa bisa ditampung APBD. “Maka kami bergotong royong menyelesaikan persoalan desa. Kita bersyukur, masalah bisa kita tuntaskan dengan gotong royong,” serunya.

Sehingga Nikson Nababan bertekad menularkan keberhasilan pembangunan desa untuk seluruh desa di Provinsi Sumatera Utara. “Saya siap membangun desa seluruh Sumatera Utara. Dengan motto ‘Desa Kuat, Kota Maju, Negara Berdikari’,” tegasnya.

Untuk itulah, Nikson Nababan membulatkan tekad untuk maju Pemilihan Gubernur pada Pilgubsu November 2024 mendatang. ( Hots)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *