
Belawan, PRESTASI REFORMASI.Com – Kiamat merupakan hancurnya semua alam semesta beserta seluruh isinya. Setelah itu Allah hidupkan kembali Manusia. Allah kumpulkan semua makhluk ciptaan-Nya di syar’i tempat, Padang Makhsyar.
Setelah berkumpul akan menjalani proses hisab, yakni Hari penghitungan semua amal yang telah dilakukan selama hidup di dunia. Pada saat inilah Allah menampakkan jejak digital perjalanan hidup manusia. Tak satu pun perbuatan yang luput dari penghitungan.
Di Kala itu Allah SWT membagikan catatan amal manusia. Itu dibagikan kepada masing-masing makhluk dengan posisi yang berbeda-beda, sesuai dengan amal yang pernah dilakukan. Ketika manusia berlutut menunggu dipanggil oleh Rabb Mahapencipta.
Ada yang menerima catatan amalnya dengan wajah penuh kegembiraan, Ada pula yang menetima dengan wajah yang penuh ketakutan.
Allah SWT berfirman: “Dan (pada hari itu) kamu melihat tiap-tiap ummat berlutut. Tiap-tiap ummat dipanggil until (melihat) buku catatan amalnya. Pada hari itu kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu lakukan. (QS. Al-Jaatsiyaat ayat 28).

Al-Ustadz H. Latif Khan, S. Ag menjelaskan hal itu dalam tausiyah ba’da dhuhur, Di Masjid Jami’ Belawan, Ahad 20 Ramadhan 1445 H (31/3-2024).
Disebutkan, pada daat hisab berlangsung, semua anggota akan menjadi saksi, sehinga tak ada alasan manusia untuk berdusta. “Kalau manusia itu pernah berzina–kemaluannya ngomong memberikan kesaksian.
Di Makhsyar– orang mu’min, munafiq, dan kafir bsrkumpul. Setelah dipisah, mereka diantarkan ke jembatan (shirot). Waktu tempuh shirot sekitar 1.500 tahun perjalan. Kondisinya memberikan. Saat naik dari makhsyar menuju shirot keadaannya licin, lama, dan gelap. Jembatan terbuat dari besi di atasnya menonjol besi-besi tajam
Berat kita bisa melewatinya hijab tanpa izin Allah, Karena jembatan ini tidak stabil (bergoyang). Di jembatan ini merupakan ujian terakhir–awal. Pada periode ini ada yang me bras bagai kilat, dan ada yang badannya terbeset-beset besi tajam tetsebut.
Yang pertama melintas shirot, yakni Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Selanjutnya para sahabat. Kata Nabi saw: “Orang yang pertama naik jembatan, wajahnya cantik berseri-seri laksana bulan purnama (wajah Surga)”.
Yang Kedua: Orang munafiq. Keadaan orang munafiq sangat mengerikan disungkup kegelapan tanpa cahaya sedikit pun. Saat melintas di jembatan keadaannya orang mu’min terang bercahaya. Orang munafiq berujar: “Wahai orang mu’min… kami butuh cahaya kaliaaannnn! ” Lantas dijawab: “Nggak bisa! Kemudian dengan pembatas. Barisan munafiq tadi merasa sedih. Lantas kembali bermohon: “Bukankah dululah kita sama beribadah? Dijawab dari luar: “Kalian dulu yang menghancurkan kami !”
Kenudian orang munafiq menjerit minta tolong kepada Allah. Allah berkata: “Kamu telah mendurhakai Allah, Karena tertipu oleh setan. Sekarang inilah keadaan kamu !
Giliran Orang Kafir
Kepada orang kafir, Allah tunjukkan matahari. Mereka pun gembita. Ini dulu yang kalian tuhankan? tanya Allah. Lalu matahari serta apa pun yang mereka jadikan sesembahan termasuk orang kafir itu dilemparkan ke neraka. Neraka sangat geram kepada mereka.
Orang kafir dilemparkan ke neraka dengan kondisinya wajahnya dihempaskan hingge tersungkur, dan berjalan mengingsut di atasnya wajahnya. Itu Karena Allah sangat muak nengok muka orang kafir. Berteriak berhiba-hati pun mereka, Allah tetap tidak akan melihatnya. (masri tanjung).