Sumut, PRESTASIREFORMASI.Com –
Prof.Fachruddin adalah sosok yang bersahaja, luwes dan ramah dalam pergaulan, mudah berinteraksi dengan berbagai kalangan.
Di mata Dr.dr Delyuzar, Bang Fachruddin Azmi sudah saya kenal lama sejak masih mahasiswa, sebagai alumni HMI yang dekat dengan adik-adik HMI terutama di IAIN SU (UINSU).
“Tapi saya lebih mengenal lebih dalam ketika baru tamat dokter setelah beberapa kali mengadakan kegiatan di Yayasan Humaniora tempat saya beraktifitas yang bekerjasama dengan IAIN SU sekarang UINSU.
Kedekatan kami makin Intens ketika saya duduk di Lembaga YAMKI (Yayasan Mukti Karya Insani) Direkturnya adalah Almarhum. Prof. Dr. Ahmad Fadil Lubis MA,” ungkap Delyuzar.
“Kami menjadi Instruktur dan narasumber Pelatihan Demokrasi untuk seluruh Kepala Desa se- Sumatera Utara beberapa angkatan bekerjasama dengan USAID OTI setelah Reformasi di tahun 1999 di Hotel Garuda Plaza,” lanjutnya.
Dia mennyebut, Beliau saya kenal sesorang yang “Humble” kalau bicara tenang dan penuh kehangatan tapi serius dan tegas.
Kedekatan kami berlanjut setelah aktif di KAHMI sebagai alumni HMI yang sering terlibat diskusi. Apalagi setelah saya menjadi Ketua Umum MD KAHMI Medan saya meminta beliau untuk menjadi Dewan Pakar kami semakin dekat dan dia sangat aktif termasuk memberikan nasihat, pemikiran
“Pandangannya yang luas, cerdas dan arif banyak menginspirasi kegiatan- kegiatan MD KAHMI Medan termasuk gagasan beliau membuat buku : Islamophobia Musuh Peradaban yang merupakan buku penting yang dihasilkan sebagai pokok- pokok fikiran alumni HMI,” ujar Delyuzar.
Dituturkan, Prof.Fachruddin sangat aktif memberikan buah fikiran sebagai narasumber dalam diskusi- diskusi KAHMI baik di MD KAHMI Medan maupun MW KAHMI SUMUT. Bahkan beliau jarang absen pada kegiatan silaturahmi alumni HMI dan keluarga di acara-acara KFJS (KAHMI Forever Jalan Sehat) yang juga sering diisi dengan dialog hal- hal yang aktual dan pemikiran beliau tentang hukum, sosial dan politik sering mewarnai setiap diskusi di KAHMI.
Sebagai Ketua Dewan Syuro Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Sumatera Utara, kata Delyuzar, Prof.Fachruddin tidak saja aktif memberikan nasihat dan pendapat ilmiah tapi menjadi motor inspirasi dari berbagai kegiatan dan kami sebagai pengurus sering berdialog terbuka demi kemajuan gerakan dakwah di Sumatera Utara.
“Beliau sangat banyak memberi kontribusi pemikiran juga untuk Gerakan Dakwah di MUI SUMUT yang juga dia duduk sebagai pengurus. Sebagai Guru Besar UINSU Kiprahnyanya sebagai Akademisi, Cendekiawan Muslim dan melahirkan berbagai pakar Doktor di UINSU tentu akan menjadi sejarah perjalanan UINSU setelah tahun 2024 ini akan menjalani masa Purna Bakti sebagai Dosen ASN di UINSU yang menjadi ladang pengabdian utamanya,” ujarnya.
Demikian juga di mata tokoh-tokoh HMI mewakili rekan-rekan lainnya, baik yang senior, satu angkatan, atau pun yunior seperti kak Nurhafni Tambunan, Prof. Dr. Nawir Yuslem, Drs. Hamzah Ar, Ir.H.Hasrul Hasan (bang Econ), Prof.Dr. Hasyim Purba, Prof. Ilmi Abdullah, Prof.Dr. Mardianto, Prof. Ridha Darmajaya serta rekan-rekan lain ha, semua berpandangan Prof. Azmi orangnya luwes, berwawasan dan enak untuk pertemanan baik yang kader HMI atau yang bukan kader HMI.
“Interaksi saya dengan Bang Fachrudin, dimulai jalan Sehat KFJS beberapa tahun silam, sama-sama di Majelis Syuro DDII Sumut , saya yang suka menggeluti jurnalis amatir di media beberapa tulisan dan wawancaranya dimuat diberbagai media, nampaknya beliau suka dengan gaya tulisan saya yang tidak sesuai menurut kaidah jurnalis,” kata Aziz.
Hubungan kami berlanjut melalui Ustad Ahmad Syukri (UAS) saya dipercaya sebagai tim media MD KAHMI dalam FGD mengupas tuntas buku Islamophobia Musuh Peradabansehingga dianugerahi penghargaan Sertifikat dan plakat oleh Ketua MD KAHMI Medan, Dr.Delyuzar.
“Pertemuan kami sama Bang Fachrudin sangat intens, saat kunjungan sahabatnya Hasrul Azwar Dubes Maroko dan Mauritania saya turut hadir berbincang mendampingi di kediamannya,” sambung Abdul Aziz.
Di akhir acara Dr. Efi Bharata Madya menanyakan apa arti Azmi, “Karena sama diketahui di spanduk tidak tertulis, beliau menyatakan arti AZMI adalah Anak Zubeir Menjadi Iman,” kata Fachruddin.
Harapan kami semua, semoga tambah umur, tambah iman, tambah amal. “Kita semua yakin abangda akan tetap berkontribusi memajukan pendidikan, mencerdaskan anak bangsa, mencerdaskan masyarakat dan lingkungan, baktimu tetap dinantikan,” P pungkasnya.
Selamat Ulang Tahun ke 70 bang Prof. Dr. M. Fachruddin Azmi MA, jasamu untuk Ummat dan Bangsa akan tercatat sebagai “Tinta Emas” di dada kami semua yang mencintai dan mengagumimu sebagai inspirasi kami menjadi contoh akademisi, ulama dan aktivis. (h/Aziz)