BELAWAN PRESTASIREFORMASI.Com–Di dalam bulan ramadhan, sesungguhnya kita sedang menjalani proses latihan menuju taqwa dalam mencapai ridho Ilahi.
Latihan dimaksud, yakni mengendalikan hawa nafsu, mengimplementasikan kejujuran, disiplin, rendah hati, dan peduli terhadap sesama yang membutuhkan bantuan.
Al-Ustad Drs.H.Sakhira Zandi, S.Pdi menjelaskan hal itu dalam tausiyah ba’da dhuhur di Masjid Jami’ Belawan, Sabtu, 10 Ramadhan 1444 H (01/04-2023).
Dalam training (latihan) menuju taqwa ini, kita -hamba yang sedang berpuasa– dilatih langsung oleh Allah SWT.
Co rohnya: 1. Mengendalikan hawa nafsu. Dalam rentang waktu berpuasa–dari waktu imsak sampai waktu berbuka puasa– kita tidak bpleh makan dan minum. Meskipun yang akan kita makan dan minum itu halal dan milik kita sendiri. Kala itu di rumah, tidak ada orang lain yang melihat. Tapi, itu tidak kita lakukan, karena pada aturan dan hukum yang berlaku dalam berpuasa.
Begitu juga tentang nafsu syahwat. Meski statusnya suami isteri yang sah (halal), tapi tetaplah tidak boleh dilakukan di saat waktu berpuasa. Kalau juga dilanggar, maka kafaratnya cukup berat. Harus berpuasa selama dua (60 hari) berturut-turut, tidak boleh putus . Jila tidak sanggup, maka fiharuskan memberikan makan 60 orang faqir-miskin.
Selain berlaku jujur, juga dilatih untuk berlaku disiplin. Terutama disiplin waktu. Kemudian dilstih untuk Peduli merasakan bagaimana sakitnya menahan lapar. Seperti itulah pedih dan derita yang dirasakan orang miskin, dan tak berpunya.
Maka, mari kita jadikan bulan penuh berkah ini sebagai momen penting meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah melalui perbuatan menjaga kejujuran, mengendalikan hawa nafsu, disiplin, dan bersedekah membantu saudara kita yang membutuhkan uluran tangan saudaranya yang berpunya.
Ciri-cirii orang yang bertaqwa, di antaranya ikhlas memberi, mrski dalam keafaan sempit. Terakhir… tutuplah aib saudaramu… Dan, bersabarlah !; Karena orang yang sabar pahalanya tak terbatas. (bgd.masri tanjung).
