Turki, PRESTASIREFORMASI.Com -Tiga orang meninggal dunia setelah gempa berkekuatan 6,4 magnitudo kembali mmengguncang Turki bagian selatan pada Senin (20/2/2023), beberapa pekan setelah gempa mematikan menghancurkan wilayah itu.
Lebih dari 680 orang terluka di Turki dan Suriah akibat gempa terbaru itu.
Badan bencana dan darurat Turki, Afad, mengatakan gempa terjadi pada pukul 20:04 waktu setempat, diikuti oleh puluhan gempa susulan.
Sebelumnya, gempa berkekuatan 7,8 melanda daerah yang sama pada 6 Februari, menyebabkan lebih dari 44.000 orang meninggal dunia di Turki dan Suriah.
Mereka yang meninggal akibat gempa pada hari Senin ditemukan di Antakya, Defne, dan Samandagi, ujar Menteri Dalam Negeri Süleyman Soylu.
Dia meminta agar masyarakat tidak memasuki bangunan-bangunan yang berpotensi runtuh dan membahayakan.
Lebih lanjut Soylu mengatakan, setidaknya ada 213 orang terluka di Turki.
Sejumlah saksi mengatakan kepada Kantor Berita Reuters bahwa ada kerusakan yang makin parah pada berbagai bangunan di Antakya.
Dan Wali kota Hatay, di Turki bagian selatan, mengatakan orang-orang ada yang terjebak di bawah reruntuhan.
‘Saya pikir bumi akan terbelah…’
“Saya pikir bumi akan terbelah di bawah kaki saya,” Muna al-Omar, seorang penduduk setempat, mengatakan kepada Reuters.
Dia mengutarakan hal itu seraya menangis dan menggendong anaknya yang berusia tujuh tahun.
Muna berada di dalam tenda pengungsi di taman di pusat Kota Antakya ketika gempa terbaru melanda.
Pihak berwenang Turki telah mencatat lebih dari 6.000 gempa susulan sejak gempa 6 Februari, tetapi tim BBC di wilayah tersebut mengatakan gempan terbaru terasa jauh lebih kuat ketimbang sebelumnya.
Lembaga Pemantau Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan 470 orang terluka dan sudah dilarikan ke rumah sakit setelah gempa.
Kekuatan gempa terbaru ini dilaporkan juga dirasakan sampai di Mesir dan Lebanon.
Badan bencana dan darurat Turki, Afad, mengatakan ada 32 gempa susulan setelah gempa pada hari Senin, dan yang terbesar berkekuatan 5,8.
Akibat gempa ini muncul ketakutan dan kepanikan orang-orang di jalan-jalan.
Iring-iringan ambulans dan tim penyelamat berusaha mencapai beberapa daerah yang terkena dampak paling parah.
Di kawasan itu, dinding sejumlah bangunan yang sudah rusak parah akibat gempa pertama pada 6 Februaru, telah runtuh, termasuk sebuah jembatan.
Banyak muncul retakan-retakan dengan lubang yang dalam di sejumlah ruas jalan, sehingga menyulitkan layanan darurat untuk mencapai lokasi yang dituju.
Seorang jurnalis Kantor Berita AFP melaporkan, ada kepanikan di Antakya, ibu kota Provinsi Hatay, yang telah hancur akibat gempa sebelumnya.
Sebagian dinding pada beberapa bangunan juga runtuh, demikian laporan AFP, dan beberapa orang yang tampaknya terluka meminta bantuan.
Ali Mazlum, seorang warga Antakya, mengatakan dia sedang mencari jenazah anggota keluarga akibat gempa sebelumnya ketika gempa terakhir terjadi.
“Kamu tidak tahu harus berbuat apa… kami saling berpelukan dan tepat di depan kami, tembok mulai runtuh. Rasanya seperti bumi terbelah, mau menelan kami,” katanya.
Dalam cuitannya di Tweeter, Badan bencana dan darurat Turki, Afad, awalnya mendesak agar warga menjauh dari garis pantai sebagai tindakan pencegahan terhadap risiko naiknya permukaan laut, meskipun peringatan itu kemudian dihapus. (h/sumber: bbcindo)