Medan, PRESTASIREFORMASI.Com – (Senin, 05 Desember 2022) Kehadiran SALUT merupakan bukti komitmen UT dalam meningkatkan kapasitas SDM dan mendorong pertumbuhan Angka Partisipasi Kasar (APK).

Sebagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ke-45 di Indonesia yang berdiri sejak 1984, Universitas Terbuka (UT) terus berkontribusi menghadirkan layanan pendidikan tinggi bagi semua lapisan masyarakat.

Selain terus mengembangkan bahan ajar berbasis digital, UT juga giat membangun Sentra Layanan Universitas Terbuka (SALUT) di berbagai wilayah. 

SALUT UT kini juga telah beroperasi di Kabupaten Nias Barat. Wakil Rektor IV Universitas Terbuka Bidang Kerja sama Rahmat Budiman dan Wakil Bupati Nias Barat Era Era Hia meresmikan penggunaan SALUT di Gedung SALUT Nias Barat Jalan Ir. Soekarno Desa Fadoro, Mandrehe, Senin (5/12/2022).

Hadir dalam peresmian tersebut Direktur UT Medan Yusrafiddin, mantan Bupati Nias Barat Faduhusi Daely dan beberapa undangan lainnya. Peresmian SALUT merupakan bukti komitmen UT dalam rangka menjangkau layanan pendidikan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di daerah terpencil seperti Kepulauan Nias.

Wakil Bupati Nias Barat Era Era Hia dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada pimpinan Universitas Terbuka yang telah mengabulkan permintaan Pemkab Nias Barat agar berdirinya layanan UT di Nias Barat.

“Dengan berdirinya SALUT di Nias Barat ini suatu suka cita kepada Kepulauan Nias khususnya Nias Barat, atas nama Pemerintah Kabupaten Nias Barat sangat berterima kasih kepada pimpinan Universitas Terbuka yang telah luluh hatinya merespon keluhan kami,” katanya.

Dia menegaskan bahwa pendidikan adalah masalah bersama. Ekonomi masyarakat sangat pas-pasan, sehingga tidak ada waktu untuk kuliah di Jakarta ataupun di Medan.

Kehadiran SALUT merupakan bukti komitmen UT dalam meningkatkan kapasitas SDM dan mendorong pertumbuhan Angka Partisipasi Kasar (APK). Oleh karena itu, lanjut Wakil Bupati, solusinya adalah dengan berkuliah di UT. Bahkan, kebanyakan pegawai pemerintah di Nias Barat adalah lulusan UT.

“Dengan adanya UT, kami akan terus menyosialisasikan UT kepada masyarakat bukan hanya di Nias Barat, tetapi kami melakukan sebagai wujud tanggung jawab kami untuk membesarkan UT di Kepulauan Nias. Saya juga sudah sampaikan  kepada mahasiswa, jika ada wadah untuk mahasiswa dengan menggunakan SALUT ini secara optimal,” ujarnya.

Era Era Hia mengajak seluruh elemen masyarakat Nias Barat untuk bersama-sama membesarkan UT, sehingga jumlah mahasiswa UT akan terus meningkat.

“Kita berjuang bersama untuk nama besar almamater kita. Ayo kita besarkan UT dan kita yakin tahun depan jumlah mahasiswa akan terus meningkat. Kita harus percaya bahwa SDM yang berkualitas yang akan membawa maju Nias Barat,” katanya.

Wakil Rektor IV Universitas Terbuka Bidang Kerjasama Rahmat Budiman mengatakan, kerja sama antara UT dan Pemda Nias Barat di awali dengan kunjungan Wabup Nias Barat Era Era Hia di kampus UT pada 4 Oktober 2021 dan bertemu dengan Rektor UT beserta pimpinan UT lainnya, untuk membicarakan kerja sama dalam hal pembukaan SALUT di Nias Barat.

UT memutuskan untuk bekerja sama dengan Pemda Nias Barat, sehingga pada 19 Januari 2022 dilakukan penandatangan MoU antara Bupati Nias Barat dan Rektor Universitas Terbuka di Kampus UT Pondok Cabe.

Menurutnya, UT adalah perguruan  tinggi negeri dan ijazahnya sama dengan ijazah yang dikeluarkan UNIMED, UNSU, UGM.

“Untuk formasi 2020 ada 9.436 alumni UT lolos CPNS guru. Belum lama ini saya mendaptakan informasi dari BKM ada 79.500 kurang dua orang alumni UT lolos P3K guru. Masih ada lagi di bulan Desember ini. Jadi, mudah-mudahan dari Nias Barat juga ada alumni UT yang lolos jadi ASN. Angka tadi menunjuka bahwa kualitas UT juga sama dengan perguruan tinggi tatap muka,” ucapnya.

Hadirnya UT akan mudah berdampak positif kepada mahasiswa-mahasiswa  yang menamatkan S1 ataupun S2. Foto MNC Portal/Jonirman Tafonao Rahmat berharap agar SALUT dioptimalkan penggunaannya dan memberikan kemudahan kepada mahasiswa UT di Kepulauan Nias, sehingga ke depan dapat berdampak pada peningkatan kualitas SDM di Nias.

“Jadi mohon teman-teman mahasiswa, tolong gunakan gedung ini  dengan sebaik-baiknya. Silahkan untuk diskusikan hal-hal yang ingin disampaikan kepada petugas kami. Ada masalah misalnya nilainya tidak keluar, tidak perlu datang ke Medan cukup datang di sini. Semua aktivitas di Medan juga sama dengan di sini. Terima kasih atas kehadiran semuanya. Terima kasih kepada Wagub atas fasilitasnya ini,” katanya.

Alumni UT Jadi Bupati Universitas Terbuka (UT) telah menghasilkan banyak lulusan yang saat ini menjadi pejabat atau pernah menjabat sebagai para petinggi negara Indonesia.

Hal itu membuktikan para lulusan UT dapat bersaing dengan lulusan perguruan tinggi lainnya, terutama secara kualitas keilmuan dan memiliki kesempatan yang sama.

Mantan Bupati Nias Barat Faduhusi Daely, yang juga menjadi alumni UT sangat bersyukur dengan peresmian Gedung SALUT Medan.

“Saya kalau tidak ada UT, saya tidak akan jadi Bupati. Terima kasih UT dan ini ada ibu-ibu alumni UT. Alumni UT dengan IPK 4.00, luar biasa. Terima kasih  sudah membangun gedung khususnya di daerah Nias ini. Saya prediksi dua tahun lagi tempat ini mungkin akan membludak oleh mahasiswa kita, karena UT sudah memberikan yang terbaik untuk Pulau Nias secara khusus,” katanya.

Faduhusi menuturkan, dengan hadirnya UT akan mudah berdampak positif kepada mahasiswa-mahasiswa  yang menamatkan S1 ataupun S2.

“Kalau memungkinkan mulai hari ini, saya akan menawarkan diri sebagai dosen UT di sini. Awalnya, saya menjadi guru setelah lulus UT, dan kemudian beberapa jabatan strategis saya pernah jabat. Terima kasih UT,” ucapnya.

Seperti diketahui, peresmian Gedung Sentral Layanan Universitas Terbuka (SALUT) Medan juga dihadiri oleh Direktur UT Medan Yusrafiddin.

Menurutnya, keberadaan SALUT merupakan inisiatif bersama antara Pemkab Nias Barat dengan UT. Tujuannya agar masyarakat Nias Barat dapat berkuliah tanpa harus meninggalkan pekerjaannya.

“Harapan kita dengan adanya SALUT ini menjawab keraguan masyarakat tentang biaya kuliah. Karena biaya kuliah di SALUT cukup murah. Untuk program non-guru Rp1,3 juta sudah all in, buku dan tutorial online selama delapan minggu,” tuturnya. (h/Masyhur))

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *