
Barus,PRESTASIREFORMASI.Com – Ratusan Warga masyarakat desa Bukit Patupangan Kecamatan Barus Kab Tapanuli Tengah Rabu sore 21/9-2022 bertepatan dengan tanggal 24 bulan Syafar 1444 Hijriyah, memadati pinggiran pantai Barus, mereka menyelenggarakan acara do’a bersama ditepi pantai Kade Tigo Barus , acara do’a bersama yang lazim disebut masyarakat dikota Bertuah ini dengan ” Tulak Bala ” merupakan salah satu kearifan lokal dan tradisi yang sudah turun temurun sejak zaman leluhur yang digelar satu tahun sekali setiap memasuki akhir bulan Syafar,
Awarul Siregar tokoh masyarakat desa Bukit Patupangan Barus saat dihubungi Prestasireformasi. Com Kamis, 22/9-2022 mengatakan, Kegiatan ini bertujuan untuk bermunajat bermohon kehaderat Allah swt agar negeri ini dijauhkan dari segala bentuk marabahaya, dan sekaligus guna menjalin keakraban hubungan silaturrahmi antar sesama “ini adalah warisan leluhur yang perlu dilestarikan karena bermanfaat bagi kemaslahatan bersama.
” Acara do’a “Tulak Bala” ini adalah sebagai perwujudan dan bentuk rasa syukur kepada Allah Swt yang telah memberikan keberkahan dan keselamatan serta menjauhkan dari segala bentuk marabahaya khususnya yang datang dari laut tujuannya juga sangat positif bagi keberlangsungan sosial, agama, ukhuwah islamiyah, serta kebersamaan dalam menjalani hidup dan kehidupan.” tuturnya.
Ditambahkan, Kegiatan ini syarat dengan nilai-nilai positif dari seluruh rangkaian kegiatannya yang dimulai dari azan, membaca yasin, takhtim, tahlil, do’a dan dilanjutkan dengan makan bersama yang telah disediakan oleh kaum ibu dengan penuh suka cita dan keikhlasan. “Tulak Bala” tergambar betapa terjalinnya kebersamaan dan saling gotong royong.
Sedangkan prosesi acara do’a Tulak Bala diawali dengan mengumandangkan azan dilanjutkan dengan wirid Yasin berjamaah diiringi takhtim dan tahlil yang dipimpin oleh seorang pemuka agama ,acara ini diikuti ratusan warga yang terdiri dari kaum tua, pemuda dan juga para kaum ibu, serta tokoh agama.
Dengan diadakannya tradisi tersebut, selain melestarikan budaya, kegiatan ini dapat juga dijadikan sebagai ajang untuk bersilaturahmi.
“Sudah saatnya kita membangkitkan kembali tradisi lama untuk dijadikan sebuah edukasi bagi generasi muda untuk mempertahankan kearifan lokal. Harapan kita, mudah-mudahan Allah SWT bisa mengabulkan permohonan ini dan kita semua tetap berada dalam lindunganNya. ” tutup Awarul Siregar. (Zurlang)