Menyatukan Kekuatan Indonesia Menjadi Primadona Perdagangan Dunia

Catatan: Bgd. Masri Tanjung (Wartawan PRESTASIREFORMASI.Com)

Feature ini diikutsertakan Lomba karya Tulis Jurnalistik

Harapan tak pupus menjemput asa menjadikan Pelindo Terintegrasi sebagai primadona perdagangan dunia. Itulah mimpi besar pemerintah c/q Kementerian BUMN satu tahun paska merger Pelindo.

Untuk mencapai keinginan tersebut, Kementerian BUMN menetapkan suatu kebijakan menyatukan kekuatan Indonesia dengan cara menggabungkan (merger) empat perusahaan BUMN pelabuhan selaku operator.

Keempat perusahaan itu, yakni PT Pelabuhan Indonesia (Persero)/Pelindo I, II, III, dan IV dilebur menjadi satu entitas bernama PT Pelindo (Persero), pada 01 Oktober 2021.

Merger Pelindo ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo. Tujuannya untuk menyatukan kekuatan Indonesia mewujudkan jaringan jaringan maritim nasional melalui peningkatan konektivitas integrasi pelayanan nagi memangkas biaya logistik.

Sejalan dengan keberhasilan itu nantinya Indonesia diharapkan masuk dalam rantai suplai global. Ini guna menguatkan posisi negara maritim terbesar di dunia ini sebagai tol laut, sesuai visi dan misi Presiden Jokowi beberapa waktu lalu.

Seiring perjalan waktu, hanya beberapa hari lagi, “jabang bayi” Integrasi Pelindo ini akan memperingati HUT-nya yang pertama pada 01 Oktober 2022.

Senagai momen penting, hari bersejarah merger Pelindo ini akan dimeriahkan dengan sebuah even lomba karya tulis jurnalistik.

Selaku warga negara Indonesia kita bangga punya Pelindo. Senada hal itu, mari kita support gathering-nya dengan ucapan selamat dan sukses setahun mengusung pesan perubahan menguatkan posisi sebagai world class port (pelabuhan kelas dunia). Semoga ke depan tetap solid menjadi mesin ekonomi Indonesia melalui rantai suplai global jalur maritim.

Bersyukur kita, anugerah Ilahi yang begitu besar menjadikan NKRI sebagai negara kelautan terbesar di dunia. Limpahan kekayaan sumber daya alamnya yang tersimpan di 17.499 buah pulau besar dan kecil yang terangkai dari Pulau Rondo, Sabang sampai ke Pulau Panildo, Papua, memberikan peluang besar bagi anak bangsa untuk bisa tumbuh dan berkembang di sektor perdagangan dunia.

Pelabuhan merupakan salah satu unsur dalam sistem transportasi yang meliliki peran penting dan strategis dalam menggerakkan dan mendorong capaian tujuan pembangunan, serta memberikan dukungan kemajuan daerah dan kelancaran arus logistik.

Menurut survei United Nations Confrence on Trade and Development (UNCTAD), kontribusi moda transportasi perdagangan dunia adalah transportasi ufara sebesar 0,3 persen, transportasi darat 16 persen, perpipaan 6,7 persen, dan transportadi laut mencapai 77 persen. Dominannya transportasi laut mengindikasikan perekonomian dan perdagangan nadional dan internasional.

Sejalan dengan indikasi yang cukup menggembirakan ini, maka saatnya Infonesia bangkit lebih kuat memerankan kemampuan secara handal menjadi operator terkemuka di jalur maritim internasional bagi menyauk keuntungan dari limpahan kekayaan alam Infonesia. Di samping keunggulan geografis yang kita miliki Selat Malaka selaku jalur lintas perfagangan internasional.

Kendatipun mewujudkan mimpi besar menjadi primadona perdagangan dunia tak semudah yang dibayangkan, namun tak ada yang tidak mungkin. Tentunya Indonesia perlu kerja keras dan kerja cerdas secara terintegrasi bagi menyelesaikan isu utama yang berkembang. Itu di antaranya menurunkan biaya logistik sebagai prioritas.

Sebagaimana penilaian Kementerian BUMN belum lama ini, bahwa biaya logistik di Indonesia lebih mahal 11 persen dibanding dengan negara-negara lain, yakni 24 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB).

Menjadi primadona perdagangan dunia bagi Indonesia pantas dikatakan kans sangat berharga ini sudah berada di depan mata. Alasannya, berbagai aspek dan penopang yang dibutuhkan untuk keperluan tersebut konon sudah terdukung seiring kesiapan satu tahun paska merger Pelindo dengan pelbagai planing dan program yang dikawal dengan sistem peningkatan kapabilitas dan kapaditas pelabuhan.

Faktor pendukung yang tak kalah pentingnya, adalah Selat Malaka yang berada di dalam “pelukan” NKRI merupakan pelataran bisnis maritim internadional yang riuh dilintasi kapal-kapal pengangkut aneka komoditi dari dan ke mancanegara. Juga jalur laut lainnya yang terpaut dari timur ke barat NKRI.Ini semua merupakan lumbung devisa yang perlu dikelola dengan baik.

Produk-produk unggulan sebagai kebutuhan masyarakat dunia yang bakal diperdagangkan, kualitasnya selama ini sudah teruji. Ini sejak dari industri perkebunan, industri kelautan, mineral dan bahan tambang serta hasil industri teknologi lainnya.

Sejak lama hasil alam Indonesia itu sudah menjadi komodoti ekspor ke mancanegara, baik di tingkat Asia, Eropa, Amerika, Afrika, dan Australia. Yang jelas, Pelabuhan Rotterdam Belanda sebagai bandar crude palm oil (CPO) dari indonesia, Bremen Jerman menjadi pasar tembakau Indonesia, dan Rusia tempat sasaran karet dari Indonesia. Semua bandar internasional ini sudah menjadi saksi nyata atas riuhnya trafik barang dari NKRI.

Begitu menawan serta memesona kekayaan alam negeri kita. Kini tinggal bagaimana kesiapan kita menyikapi dan memastikan tindakan untuk mewujudkan pesona perdagangan dunia, sehingga kalangan pebisnis internasional terlibat menjadi trully partner perdagangan dunia di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *