Belawan, PRESTASIREFORMASI.Com–Keluhan warga Belawan terkait banjir yang kerap menyusahkan masyarakat di kawasan Pelabuhan Laut Medan ini, tampaknya sudah tersahuti oleh Pemko Medan. Itu di antaranya dengan dimulainya pembenahan parit.

Pengerjaan tahap awal meliputi sejumlah parit yang berada di depan ruko berbatasan dengan sepadan jalan di bilangan Jalan Raden Soelian (dahulu Sumatera.red) dengan Jalan Veteran Belawan. Permukaan parit “digebuk” dengan menggunakan beko.

Parit-parit itu dianggap sebagai bagian penghambat lancarnya air pasang yang masuk– untuk bisa kembali ke laut, karena tersumbat gundukan pasir dan sampah.

Keberadaan parit yang seyogyanya berfungsi sebagai fasilitas pengendali banjir, belakangan ini berubah menjadi “musuh”. Pasir dan sampah menggunduk menjadikan sedimentasi, sehingga tak berfungsi mengendailkan banjir.

Kesulitan membersihkan pasir dan sampah yang menggunduk, karena sebagian besar permukaan parit tertindih oleh bangunan.

Padahal mendirikan bangunan di atas parit merupakan perbuatan melawan Perwal Kota Medan Nomor 09/2099 sebagau reinkarnasi Perda Kota Medan Nomor 31 Tahun 1993.

Perwal tersebut mengatur larangan: (Dilarang mendirikan bangunan di atas parit, trotoar dan kaki lima). Faktanya perbuatan tersebut berjalan mulus, sehingga hari ini Pemko Medan harus menyisihkan anggaran untuk keperluan merehab parit.

Itu terbukti nyata. Ketika banjir datang menyergap, dua ruas jalan di bilangan inti kota maritim ini tenggelam. Ketinggian air sekutar 40 cm.

Seiring dengan berlangsungnya proyek penertiban parit-parit di bilangan inti Kota Belawan ini, Jacky seorang pengusaha pemilik bangunan toko yang dulu dikenal dengan sebutan bioskop Cahaya Belawan ini, menanggapi penyebab tersumbatnya parit dan pengejaan proyek tersebut.

Menurut pengusaha yang telah menjalankan usahanya sekitar 50 tahun , bahkan 90 tahun sejak masa neneknya di inti Kota Belawan ini, penyebab banjir dan sulitnya air pasang bisa kembali ke laut, karena ruas parit di simpang empat Jalan Veteran/Langkat tersumbat.

Ini akibat saluran parit di perempatan Jalan Veteran/ Langkat yang dulunya lurus mengalir ke laut, diubah dan dibelokkan ke depan Bioskop Sumatera, sehingga salurannya tidak lancar karena berbentuk zig zag. Akibatnya Jalan Sumatera menanggung derita banjir, ujar pengamat fasilitas banjir Kota Maritim itu.

Terkait penggebukan permukaan parit, Jacky berharap agar tidak semua parit digebuk dengan memggunakan beko.

“Perlu diperhatikan, jika parit dimaksud tidak bermasalah (di antaranya kondisi parit itu dalam dan dilengkapi ruang kontrol). Ini untuk apa digebuk,” ucap Jacky seraya menunjukkan kondisi parit di lambung Jalan Langkat Bioskop Cahaya Belawan. (tandjung).

Parit di lambung Jalan Raden Soelian simpang Singkong Belawan tengah “digeruduk” denganmenggunakan beko.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *