Ketua PWI Sumut, Farianda Putra Sinik foto bersama peserta UKW angkatan 39

MEDAN, PRESTASIREFORMASI.COM

Pelaksanaan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) yang digelar oleh Dewan Pers kerja sama dengan PWI Sumatera Utara, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan ANTV berjalan sukses.

UKW yang berlangsung selama dua hari mulai Jumat dan Sabtu, 27 Mei-28 Mei 2022 di Hotel Cambridge, Medan ini ditutup oleh Ketua PWI Sumatera Utara, Farianda Putra Sinik.

“Alhamdulillah pelaksanaan UKM ini berjalan dengan baik,” katanya saat penutupan kegiatan, Sabtu (28/5/2022).

Farianda mengatakan, UKW kali ini diikuti oleh sejumlah peserta baik dari kalangan Jurnalis Televisi, anggota PWI Sumatera Utara dan juga peserta dari anggota AJI. Khusus peserta dari kalangan anggota PWI Sumut sebanyak 30 peserta yang terdiri dari 6 peserta untuk mengikuti ujian pada jenjang UKW Utama, 12 orang pada jenjang UKW Madya dan 12 peserta pada jenjang UKM Muda. 

“Kegiatan UKW ini nantinya akan kita jadikan agenda tetap dengan menggandeng pemerintah kota/kabupaten se sumut sehingga bisa terlaksana secara berkesinambungan,” jelasnya.

Sehingga, tambahnya, para wartawan dan penggiat jurnalistik di Sumatera Utara memiliki kompetensi dalam menjalankan tugas sehari-hari.

Sementara itu, Direktur UKW PWI Rajab Ritonga mengatakan ujian UKW merupakan bagian dari kontrol terhadap para wartawan dalam memahami dan mematuhi Undang-undang No 40 tahun 1999 tentang pers dan kode etik jurnalistik. Dengan kegiatan ini diharapkan, para wartawan yang menjadi anggota PWI merupakan sosok-sosok yang kompeten dalam menjalankan profesinya.

“Poinnya adalah bagaimana kita hidup tanpa melangga kode etik kita. Karena kalau sampai ada pelanggaran etik, maka kompetensinya akan dicabut. Di beberapa daerah kasus seperti itu sudah terjadi,” ungkapnya.

Data yang diperoleh, dari 30 peserta dari anggota PWI Sumatera Utara yang mengikuti ujian UKW, 3 diantaranya masih dinyatakan belum kompeten. Beberapa faktor penyebabnya yakni tingkat kedisiplinan dalam mematuhi jadwal yang sebelumnya sudah ditetapkan.

“Memang persoalan disiplin menjadi hal yang tidak bisa ditolerir,” pungkas Rajab Ritonga yang juga menjadi penguji.(firmanAZ)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *