Brastagi, PRESTASIREFORMASI.Com – Orang yang tidak merasakan pahitnya belajar, ia akan merasakan hinanya kebodohan sepanjang masa”.

Menyikapi pepatah bijak yang bersifat membangun ini, belasan santri asal Kota Medan mencoba “menaklukkan” diri sendiri beradaptasi dengan alam. Membaca makna kehidupan, yakni “Alam terkembang jadi guru”.

Di atas hamparan rumput hijau berhias pepohonan rimbun di Bukit Gundaling, Sumatera Utara, Ahad (12 Desember 2021), di ujung sore dalam pelukan senja belasan remaja calon pemimpin ummat dan negeri ini tampak fokus melakukan pelbagai aktivitas positif. Itu di antaranya olah raga untuk kesegaran tubuh, membaca, dan menggelar diskusi sebagai mengisi waktu kosong masa libur.

Membasuh Lelah di Balik Awan

Rafli Tarigan selaku sosok yang didulukan selangkah dan ditinggikan seranting dari barisan santri Pondok Pesantren Raudhatulhasanah Kota Medan yang melakukan rileks di Kota Sejuk penghasil buah-buahan dan sayur-mayur ini menuturkan, dalam kesempatan “membasuh” lelah di balik awan pada masa liburan ini juga bertujuan menjalin erat tali silaturrahim sesama santri.

“Beberapa hari ke depan teman-teman akan pulang ke rumahnya masing-masing. Ada yang ke Provinsi Riau, Sipirok, Asahan dan beberapa daerah lainnya. Semoga tak ada aral-melintang, insya Allah pada 27 Desember mendatang kami akan berkumpul kembali di R.A” ucap pemilik cita-cita menuju Perguruan Tinggi Al-Azhar Kairo, Mesir itu.

Selama dua hari (Ahad 12/12 sampai Isnin 13/12 malam) penulis mengikuti perjalanan 13 orang santri yang dibimbing beberapa orang tua mereka ini, di sebuah Bungalow yang disungkup pohon-pohon rindang itu para calon leaders ini tetap menunjukkan “be the best and do the best” (sikap dan tindakan yang baik)– disiplin, fokus dan tertib.

Kasih Ibu Sepanjang Jalan

Dalam upaya menyenangkan hati sang anak, beberapa ibu yang turut mengawal perjalanan belasan santri ini pun tampak humanis dan bahagia dalam memenuhi kebutuhan makanan dan minuman plus buah-buahan segar.

Bunda Elplida Br. Sembiring (Ibu dari Rafli Tarigan) tampak sangat kreatif menyiapkan pelbagai kebutuhan anak-anak tersebut. Bunda yang terbilang bijak dan lincah ini juga didampingi Mak Arfi dan ibu dari Rafli Alamsyah Siregar.

Jangan Terpengaruh Pecundang

Closing— sebelum berhurak sila menghayun langkah dari bungalow Gundaling petang itu, penulis diminta memberikan sekilas prensentasi terkait sikap istiqamah para santri agar tetap pendirian dalam mencapai cita-cita setelah tamat belajar dari ponpes Raudhatulhasanah Medan.

“Kuatkan impian ananda, dan jangan mau dipengaruhi oleh pencundang. Ingatlah, keputusan ananda hari ini akan menentu keberhasilan masa depan ananda. Rasakan hari ini, bahwa beberapa tahun ke depan Panggung Kemenangan milik ananda. Kami menanti keberhasilan ananda. Selamat berjuang sampai ananda berhasil menuju Al-Azhar Kairo”, pesan Baginda Masri Tanjung. (ndjung).

Bersama merajit impian

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *