Ucok Kojap didampingi isterinya Sulini (Tatik) saat mengemudikan boat menyeberang dari Kampung Nelayan menuju tangkahan Belawan.

Belawan, PRESTASIREFORMASI.Com – “Ciri-ciri orang bijak, berani mengambil keputusan dan kesempatan pertama. Tak perlu harus melankolis (menunggu harus sempurna baru melakukan tindakan positif). Lakukan saja dulu, kalau tak cocok barulah intropeksi untuk berubah. Seperti itulah prinsip sosok Ucok Kojap.

Ucok Kojap sapaan akrab nelayan warga Lingkungan 12 Karang Taruna Kampung Nelayan Pelangi, Belawan ini cukup tersohor di pundak perairan Belawan. Ayah dari 4 orang anak ini memiliki nama asli Muhammad Arif.

Awalnya pada tahun 2001, perantau asal Karang Gading ini mencari nafkah sebagai pengemudi sampan bermesin mengangkut penumpang penyeberangan dari dan ke Kampung Nelayan seberang.

Meski cuma sekedar pencari sewa dengan menggunakan sampan bermesin, Gojek Laut ini disenangi oleh kalangan Anak Buah Kapal (ABK) selaku pengguna jasa yang berlabuh di kolam Pelabuhan Belawan. Bukan cuma ABK dalam negeri, tapi juga ABK asing.

Setiap harinya, gojek laut bertubuh kekar ini sibuk melayani pelanggan antar-jemput penumpang. Di tahun 2001 itu Ucok belum mempunyai hp. Maklum, dengan statusnya masih pengantin baru, handphone masih terlalu asing baginya.

Setiap ABK maupun warga Desa Pesisir Binaan Lantamal I ini perlu menyeberang dengan menggunakan sampan Ucok, mereka melakukan suit sebagai nada panggil ditandai juga dengan kode melambaikan tangan.

Ketika sampan ucok melintas untuk menjemput penumpang yang telah memesannya, orang-orang yang akan menyeberang juga bersorak “Ucok, abis ne jomput aku yo!” seru calon penumpang. “Jadih, kojap yo, karang aku datang.” sahutnya.

Karena sewa begitu banyak. Ucok pun bingung, bahkan kadang lupa, siapa yang memesan duluan. Calon penumpang yang merasa kurang diladeni sontal bergumam, “Ah, cocoknya si Kojap lah nama kau ne panggil yang iya nya.”

“Itulah awalnya nama bang Ucok dipanggil orang Ucok Kojap”, ucap Sulini isteri Muhammad Arif ini. Ibu 4 anak ini menceritakan kisah sang suami kepada penulis di geladak boat miliknya dalam perjalanan menuju Paluh Latif dalam keperluan menabur bibit kerang untuk budidaya sebagai usaha tambahan keluarga nelayan kecil ini.

Menjemput Harapan di Dalam Lumpur

Usaha budidaya kerang yang dirintis mantan nelayan bubu ini sebagai alternatif untuk tambahan pendapatan di masa sulit ekonomi pada masa pandemi covid-19 ini.

Apa lagi masa sekarang ini imbuh Ucok Kojap, mencari kerang di laut pun terasa sulit, karena pendapatan jauh menurun.

“Sekarang ne ndak cari limo kilo korang pun pait lah. Itulah sebabnya saya coba buka usaha baru dengan memanfaatkan lahan tidur melalui usaha budidaya kerang”, ucap Kojap.

Berhati Mulia

Melalui usaha budidaya kerang ini, impiannya bisa membuka lapangan kerja bagi kawan-kawan. Termasuk ingin memberdayakan emak-emak para isyeri nelayan agar bisa berpenghasilan membantu ekonomi keluarga.

“”Do’akan usaho kami ne bisa berjalan dan berkembang ya Bah”, ujar Ucok Kojap ketika menurunkan penulis dari boatnya, Kamis petang saat Belawan ditelan banjir rob, pekan lalu. (baginda masri tanjung).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *