
Jakarta, PRESTASIREFORMASI.Com – Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin blak-blakan menyebut Indonesia sebagai surga bagi penista agama.
Novel Bamukmin pun membeber kasus penistaan agama di Tanah Air dan orang-orang yang melakukan penistaan agama.
Menurut Novel Bamukmin, bahwa penista agama masih banyak berkeliaran dan belum ditangkap di Indonesia.
Novel Bamukmin merasa heran, bahwa sejumlah terduga penista agama yang justru mendapatkan kenaikan jabatan, baik di pemerintahan maupun mendapat aset negara.
Tanpa tedheng aling-aling, Novel Bamukmin menyebut adanya penista agama yang menjadi gubernur sampai komisaris.
Bahkan, secara khusus Novel Bamukmin menyinggung nama Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
“Ada yang jadi Gubernur NTT, komisaris, dan lainnya,” jelas Novel Bakmukmin dalam keterangannya, Sabtu (4/9).
“Dengan begitu, Indonesia masih menjadi surga bagi para penista agama,” sambungnya.
Selain itu, pentolan PA 212 itu juga mengungkapkan nama-nama yang diduga telah menistakan agama, namun tetap tidak ditangkap.
Nama pertama yang diungkapkannya adalah Gus Muwafiq. Novel Bamukmin mengingatkan nama tersebut sudah menistakan agama Islam dengan mengolok-olok Nabi Muhammad.
Novel Bamukmin juga menyebut nama lain seperti Sukmawati, Victor Laiskodat, Abu Janda, Denny Siregar, Guntur Romli, Imanuel Ebenaizer, dan Ade Armando.
Anehnya, menurut Novel Bamukmin, ada Dosen Universitas Indonesia (UI) yang sudah dijadikan tersangka, namun masih bisa berkeliaran bebas.
“Yang sudah menjadi tersangka kok sampai hari ini Ade Armando masih berkeliaran bebas,” ungkap Novel Bamukmin.
Sebelumnya, Novel Bamukmin merasa geram atas penangkapan Yahya Waloni oleh Bareskrim Polri. Yahya Waloni ditangkap atas dugaan kasus penistaan agama.
Dalam kasus Yahya Waloni, Novel Bamukmin memberikan pembelaan jika Yahya Waloni tidak merendahkan agama apa pun.
Alih-alih menghina dan menista, menurutnya, penceramah berdarah Sulawesi tersebut sedang memperkuat iman para jamaahnya.
“Salah kaprah di negeri ini tentang mana yang menista, mana menjaga akidah,” tegasnya. (h/genpi/fajar)