
Bagian (2)
Salah satu anggota GAM mengambil kemudi, satunya duduk di depan. Safrida dan Soraya duduk di tengah, diapit dua personel GAM. Ersa, Rahmatsyah, Ferry, dan satu anggota GAM duduk berdesakan di belakang.
Mata mereka ditutup dan baru dibuka saat tiba di lokasi tujuan—hamparan sawah yang sangat luas. Kelimanya tak tahu mereka ada di mana. Mereka lalu diinterogasi.
Usai diinterogasi, mereka diajak berjalan menelusuri sawah, lalu ke perbukitan dan gunung di ujungnya. Sampai tibalah mereka di satu gubuk. Di gubuk itu, Safrida diinterogasi lagi. GAM curiga ia adalah mata-mata. Safrida adalah istri tentara, begitu juga adiknya, Soraya.
Mobil Kijang ditinggalkan, suatu hari, ia ditemukan TNI di tengah kebun sawit dan ditutupi semak-semak. Pada Kamis, 3 Juli 2003, Ersa diberi kesempatan untuk bicara dengan rekannya di RCTI. Ia memberitahu bahwa mereka dalam keadaan sehat. Ia juga meminta rekannya menyampaikan kabarnya kepada keluarga di Jakarta.
Selama sepekan itu mereka berpindah-pindah. Mata mereka selalu ditutup dalam perjalanan, hanya dibuka ketika berjalan atau naik perahu.
Mereka juga sempat bertemu dengan Ishak Daud, sang Panglima. Lewat buku Catatan Harian Sandera GAM: Kisah Nyata Safrida dan Soraya, Safrida menggambarkan Ishak sebagai sosok yang tenang dan sopan. Ishak memperlakukan mereka dengan baik.
Tepat sepekan setelah penculikan, 6 Juli 2003, Ishak menggelar konferensi pers dengan RCTI guna memberitahu publik bahwa Ersa, Ferry, dan tawanan lainnya dalam keadaan sehat dan diperlakukan dengan baik. Mereka dibolehkan bicara apa saja, kecuali satu hal, memberitahu di mana mereka berada.
Pada hari itu juga, mereka diberi kesempatan menelepon keluarga mereka. Ersa menelepon anaknya.
“Apa kabar, Nak? Gimana SPMB-nya? Udah mulai ujiannya?” ia langsung menghujani anaknya dengan pertanyaan.
“Baik-baik di rumah, dijaga Inang [ibu] di rumah ya. Jangan nakal-nakal,” ujar Ersa menutup pembicaraan.
Sampai pertengahan Desember 2003, para tawanan tak kunjung dibebaskan, tetapi mereka juga tidak disakiti atau dibunuh.
Ishak sudah mau membebaskan mereka, syaratnya, TNI harus menyetujui gencatan senjata selama dua hari di lokasi pembebasan tawanan. Pihak TNI tak setuju. Mereka meminta para tawanan diletakkan di satu tempat, lalu dijemput. Sementara pihak GAM bersikeras untuk menyerahkan langsung.
Pada 17 Desember 2003, Rahmatsyah, sang sopir Ersa dan Ferry dibebaskan. Bebasnya sopir memberi harapan bagi keluarga dan pihak RCTI. Mereka yakin Ersa dan Ferry juga akan segera dibebaskan.
Pada Sabtu, 27 Desember, Ishak bilang akan menyerahkan tawanan lewat TNI. Namun, sampai Senin pagi, 29 Desember 2003, belum juga ada kesepakatan antara TNI dan GAM. Komando Operasi TNI masih meminta GAM untuk meletakkan para tawanan di satu tempat saja. Sementara GAM bersikeras untuk menyerahkan langsung.
Siang harinya, terjadi kontak senjata antara GAM dan TNI di Desa Kuala Manihan, Simpang Ulim, Aceh Timur. Ersa ada di lokasi, bersama sejumlah anggota GAM. Naas, Ersa tertembak dan tak selamat bersama satu anggota GAM. Dua peluru TNI menembus leher dan dada Ersa.
Panglima Kodam Iskandar Muda yang juga penguasa darurat militer Mayjen TNI Endang Suwarya, seperti dituliskan oleh Tempo edisi 30 Desember 2003, sempat mengungkapkan belum dapat memastikan asal peluru yang menghabisi Ersa. Ia beralasan Ersa dijadikan perisai hidup sehingga TNI sulit mengetahui di lokasi kontak senjata ada wartawan atau tidak.
“Yang pasti, almarhum tertembak dalam kontak senjata. Itu dulu yang bisa dijelaskan,” kata Endang.
Setelah insiden itu, Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal (KSAD) saat itu Ryamizard Ryacudu mengungkapkan secara tersirat, bahwa Ersa tewas karena peluru TNI. “Kan, Ersa ada di pihak GAM,” kata Ryamizard dikutip dari Liputan6.
“Peluru enggak bisa melihat mana yang salah dan benar. Jadi jangan diputar balik”
Pasca-kematian Ersa, RCTI menayangkan sebuah dokumenter berjudul “Sebuah Pencarian: Kisah Usaha Pembebasan Jurnalis Ersa Siregar dan Ferry Santoro”.
Sejumlah Peristiwa Bersejarah Lainnya:
1891 – Thomas Edison mematenkan radio.
1911 – Sun Yat-sen menjadi Presiden Republik Tiongkok
1921 – William Lyon Mackenzie King menjadi Perdana Menteri Kanada.
1937 – Perjanjian yang mengakui kemerdekaan Republik Irlandia ditandatangani oleh pemimpin Irlandia Selatan dan pemerintah Inggris.
1975 – Sebuah bom meledak di Bandara LaGuardia, New York City dan menewaskan 11 orang.
1989 – Václav Havel menjadi Presiden Cekoslowakia.
2003 – Wartawan RCTI yang ditawan oleh Gerakan Aceh Merdeka, Ersa Siregar, tewas tertembak dalam kontak senjata antara pasukan GAM dan TNI di Desa Alue Matang Aron, Kabupaten Aceh Timur.
2004 – Bank Indonesia resmi mengedarkan uang kertas pecahan Rp20.000,00 dan Rp100.000,00 tahun emisi 2004.
2010 – Malaysia menjuarai Piala Suzuki AFF 2010 setelah mengalahkan Indonesia dengan skor agregat 4-2 di Stadion Gelora Bung Karno Senayan-Jakarta.
Tanggal Kelahiran Sejumlah Tokoh:
1709 – Elizabeth dari Rusia (w. 1762)
1800 – Charles Goodyear, ilmuwan dan usahawan Amerika Serikat (w. 1860)
1961 – Ja’far Umar Thalib
1967 – Andy Wachowski, sutradara Amerika Serikat
1971 – Abdi Setiawan, yang tergabung dalam Komunitas Seni Sakato
1972 – Jude Law, aktor Inggris
1977 – Katherine Moennig, aktris Amerika Serikat
1978 – LaToya London, penyanyi Amerika Serikat
1989 – Johan Angga Kusuma, pemain sepak bola Indonesia
1995 – Ross Lynch, pemeran dan penyanyi Amerika Serikat
1996 – Minatozaki Sana, anggota girl group kpop TWICE
1999 – Chintya Hanindhitakirana Wirawan, anggota grup idola Indonesia JKT48
2000 – Wang Yiren, anggota girl group kpop EVERGLOW.
(h/wikipedia dan berbagai sumber)