Illustrasi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang mengakibatkan munculnya kesenjangan kualitas peserta didik yang makin melebar, bukti kegagalan Mendikbud mengelola pendidikan (kolase: hps)

Pendidikan, PRESTASIREFORMASI.Com – Permasalahan yang dihadapi selama pembelajaran jarak jauh (PJJ), seperti kesenjangan kualitas peserta didik yang makin melebar, merupakan bukti kegagalan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengelola pendidikan, akhirnya berujung pada pembukaan sekolah.

Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (Ketum IGI) Ramli Rahim menuturkan, pembukaan sekolah pada Januari 2021 merupakan bentuk ‘angkat tangan’ pemerintah dalam mengatasi permasalahan pendidikan di tengah pandemi Covid-19.

Ia juga menyinggung pernyataan Mendikbud) terkait dengan permasalahan yang dihadapi selama pembelajaran jarak jauh (PJJ), seperti kesenjangan kualitas peserta didik yang makin melebar.

Menurut Ramli Rahman, hal itu merupakan kegagalan yang akhirnya berujung pada pembukaan sekolah.

“Pada saat Mas Nadiem Makarim membeberkan masalah-masalah PJJ, kami sudah sampaikan itu kegagalannya, Kemendikbud gagal mengelola semua dan kemudian menyerah, menyerah nya itu kemudian menyerahkan ke proses tatap muka,” ungkap dia dalam webinar Persiapan Buka Sekolah di Tengah Pandemi, Minggu (22/11).

Bukan itu saja, bentuk lepas tangan selain membuka sekolah adalah memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah (pemda). Jadi menurutnya, ketika timbul masalah, yang akan disalahkan itu adalah pemda di wilayah tersebut.

“Menyerahkannya ke pemda, itu lagi-lagi menyerah, mengibarkan bendera putih, kan nanti kalau ada kejadian macam-macam pemda yang salah, bukan Kemendikbud lagi karena sudah diserahkan ke pemerintah daerah,” ucapnya.

Menurutnya, pembukaan sekolah ini tidak akan berjalan dengan baik. Sebab, ketika diketahui ada kasus positif, maka PTM pun akan dihentikan.

“Kami tidak yakin pembelajaran bisa berjalan efektif, misalnya pembelajaran dibuka, kemudian tiba-tiba terjadi lonjakan, berhenti lagi,” tegas Ramli. (h/jpc)

BERITA UTAMA:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *