Bungo, PRESTASIREFORMASI.Com – H Mashuri dan H Safrudin Dwi Apriyanto (HAMAS-APRI) membangun dengan konsep yang jelas dan terukur. Menyadari Kabupaten Bungo sebagai daerah yang strategis karena menjadi pintu gerbang baik darat maupun udara, HAMAS-APRI membangun dengan berorientasi pada Kabupaten Bungo sebagai pusat investasi, perdagangan, jasa perhubungan, pendidikan dan kesehatan di Jambi bagian barat.
Dalam rangka mengejar target itu, HAMAS-APRI empat tahun terakhir sudah menggulirkan program-program unggulan demi mensejahterakan masyarakat Kabupaten Bungo. Mengusung jargon Bungo Maju dan Sejahtera (Master) dengan konsep lima pilar.
Pertama, peningkatan pembangunan infrastruktur daerah yang mendorong pertumbuhan ekonomi berkualitas. Ini sudah dapat dilihat dari penguatan infrastruktur angkutan, baik darat maupun udara. Bandara sudah memiliki panjang runway 1800 meter. Kondisi itu membuat maskapai kelas medium bisa mendarat. Yaitu Sriwijaya Air pada Juli 2016. Kemudian Citylink, Nam Air serta terbaru maskapai Ekpress Air, namun masih terkendala dengan pandemi Covid-19.
Infrastruktur darat juga demikian, hingga tahun 2020 ini tidak ada lagi wilayah atau dusun yang terisolir. Semua dapat dijangkau dengan kendaraan roda empat maupun roda dua.
Pilar ke dua, yaitu peningkatan kualitas sumberdaya manusia melalui pelayanan pendidikan dan kesehatan yang terjangkau oleh masyarakat. Di sektor ini, Kabupaten Bungo telah menjadi kota pendidikan setelah kota Jambi sebagai ibu kota provinsi. Itu didukung dengan hadirnya sejumlah sekolah maupun perguruan tinggi di bumi langkah serentak limbai seayun. Bahkan itu tak hanya datang dari dalam Provinsi, tetapi juga luar Provinsi dengan pilihan 7 perguruan tinggi yang tersedia.
Dari sisi indeks pembangunan manusia (IPM) juga demikian. Berdasarkan data, angka IPM pada tahun 2019 meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Yakni sebesar 69,86. Angka tersebut merupakan tertinggi ke 4 dari 11 Kabupaten/kota se Provinsi Jambi.
Untuk sektor kesehatan, selain menambah satu unit puskesmas, Kabupaten Bungo juga memiliki rumah sakit kelas b dengan pasilitas yang baik dan telah menjadi rumah sakit rujukan di jambi wilayah barat.
Pilar ke tiga, Peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik berorientasi pada pelayanan publik.
Hasil penilaian Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi(Menpan RB) Republik Indonesia atas sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (sakip) Kabupaten Bungo pada tahun 2019 berhasil meraih predikat b. Bahkan di pemerintahan HAMAS-APRI Kabupaten Bungo berhasil dua tahun berturut-turut mendapatkan penilaian dari badan pemeriksa keuangan republik indonesia atas kinerja pengelolaan keuangan daerah, dengan predikat opini wajar tanpa pengecualian (WTP) .
Dalam memberikan kenyamanan lingkungan, Pemkab Bungo juga diganjar dua tahun berturut-turut penghargaan adipura.
Pilar keempat, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kearifan Lokal dan Nilai-nilai Keagamaan Serta Penguatan Otonomi Dusun.
HAMAS-APRI melakukan penguatan keagamaan dengan mendorong pendidikan agama di tengah masyarakat secara merata. Hal itu dilakukan dengan menargetkan satu kecamatan satu rumah tahfidz, namun hingga kini bukan hanya di satu Kecamatan satu rumah tahfidz. Bahkan sampai ada satu Dusun memiliki lebih dari satu rumah tahfidz. Hal lain adalah dengan bantuan Madin, Ponpes dan Berjemaah Subuh (Basuh) keliling yang sudah berjalan tiga tahun, namun berhenti karena pandemi Covid-19.
Untuk menjaga kearifan lokal, HAMAS-APRI terus menjaga program lubuklarangan dengan membantu ratusan ribu bibit ikan kepada dusun-dusun. Menambah jumlah reservart dan aktif menggelar sejumlah kegiatan kebudayaan berkaitan dengan tradisi, adat dan budaya lokal kabupaten Bungo.
Peningkatan pembangunan dan otonomi desa atau dusun. Ini digenjot dengan program unggulan HAMAS-APRI dengan menggelontorkan dana Rp250 juta per dusun dengan program Gerakan Dusun Membangun(GDM).
Keberhasilan itu tergambar dari data Indeks Desa Membangun (IDM) yang dikeluarkan oleh Kementerian Desa/PDT dan Transmigrasi Republik Indonesia. Pada tahun 2016 terdapat 13 dusun dengan status sangat tertinggal dan 1 dusun dengan status dusun maju. Tahun 2019 terbukti sudah tidak ada lagi dusun sangat tertinggal dan jumlah dusun maju meningkat menjadi 28 dusun.
Pilar ke lima, Pengembangan Ekonomi Kerakyatan yang Berbasis Pada Sektor Pertanian, Perkebunan dan Lembaga Ekonomi Masyarakat.
Dari pilar ke lima ini, pemerintahan HAMAS-APRI terus menambah luasan areal pertanian. Seperti padi sawah, pemberian bantuan bibit, pupuk dan obat-obatan. Meningkatkan kemampuan petani melalui pelatihan, bantuan alat pertanian, hingga mendorong munculnya produk-produk pertanian lokal.
Pada sektor ekonomi kerakyatan lainnya HAMAS-APRI juga terus mencetak serta memperkuat UMKM di Kabupaten Bungo. Upaya tersebut dilakukan dengan menggelar sejumlah pelatihan yang dibiayai penuh pemerintah. Mulai dari pelatihan membatik, menjahit, kerajinan tangan dan produk kriya / industri kreatif hingga barista bagi millenial. Pemerintahan HAMAS-APRI pun berhasil menjaga stabilitas harga pasar dan konsumsi masyarakat melalui tim pengendali inflasi daerah (TPID) dengan mendapatkan penghargaan sebagai TPID terbaik I se provinsi Jambi.
Bahkan Oktober lalu, Tim Pengendali Inflasi Daerah Kabupaten Bungo diganjar penghargaan nasional setelah berhasil menjaga stabilitas harga pasar dan konsumsi masyarakat.
Penghargaan TPID Award tahun 2020 itu dari Menko Perekonomian RI, Airlangga Hartarto. Diterima Sekda Bungo, Mursidi, Kamis (22-10-2020). Dalam surat keputusan Menko Perekonomian nomor 274 tahun 2020 tersebut, Kabupaten Bungo berhasil menjadi juara TPID Kabupaten/Kota terbaik Sumatera.
Dalam SK Menko Perekonomian tersebut, Kabupaten Bungo berhasil unggul dari kota besar di Sumatera. Termasuk mampu menyisihkan Kota Padang Sumatera Barat. Kota Padang dalam TPID Award 2020 ini berada di bawah Kabupaten Bungo, sebagai nominasi I.
Lebih jauh, jika diukur dari prestasi, HAMAS-APRI sejak memimpin bumi langkah serentak limbai seayun empat tahun terakhir, sudah mengukir sederet prestasi lain di berbagai bidan di level Nasional.
Dari kesemuanya itu, tentu kesejahteraan masyarakat menjadi faktor utama yang ingin dicapai. Salah satu tolak ukurnya adalah angka kemiskinan suatu wilayah. Kabupaten Bungo dibawah kepemimpinan HAMAS-APRI mampu menekan persentase penduduk miskin sebesar 0,18 persen dari tahun 2018. Dengan persentase penduduk miskin pada tahun 2019 sebesar 5,60 persen. Angka tersebut berada jauh di bawah persentase penduduk miskin provinsi jambi yakni sebesar 7,51 persen. (tmc)