Lokasi penyerangan Wakapolres pintu masuk jalur pendakian Gunung Lawu di Cemoro Kandang, Desa Gondosuli Tawangmangu. Foto (inzet) Wakapolres Karanganyar Kompol Busroni yang selamat dari sabetan sabit yang menangkisnyadengan tongkat.

Semarang, PRESTASIREFORMASI.COM – Karyono Widodo (47) asal Madiun (Jatim), pelaku penyerangan Wakapolres Karanganyar Kompol Busroni serta dua orang lainnya Bripda Hanif Ariyono dan Jarot Broto Sarwono yang tewas ditembak, mendapat penolakan dari warga ketika hendak dimakamkan di daerah asalnya Madiun.

Akhirnya, mayat Karyono Widodo, Senin (22/6/2020) sore dimakamkan di TPU Kedungmundu Semarang setelah diotopsi di RS Bhayangkara Semarang.

Penyerangan terhadap Wakapolres terjadi di pintu masuk jalur pendakian Gunung Lawu di Cemoro Kandang, Desa Gondosuli Tawangmangu, Minggu (21/6/2020) .

Sebelumnya, Karyono Widodo yang menyerang membabi buta dengan senjata sabit sempat melukai lengan Wakapolres. Bripda Hanif Ariyono dan Jarot Broto Sarwono yang berada di lokasi segera bertindak mengamankan Wakapolres, namun juga mendapat serangan dari Karyono.

Akhirnya tiga kali tembakan menyalak dan mendarat telak di sekujur Karyono. Lelaki itu mengalami luka tembak dari lokasi penyerangan di kawasan pendakian Cemoro Kandang, Desa Gondosuli Tawangmangu dan dikirim ke RS Karanganyar. Namun, Karyono Widodo sebelum ditangani ahli medis merenggang nyawa karena kehabisan darah.

image
Peti jenazah Karyono Widodo keluar dari kamar mayat RS Bhayangkara untuk dimakamkan di TPU Kedungmundu Semarang. (foto:krjc))

Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi membenarkan Wakapolres Karanganyar Kompol Busroni mendapatkan serangan dari orang tak dikenal, saat melakukan kegiatan di Tawangmangu, Minggu (21/6). Beruntung pelaku bisa dilumpuhkan dan ditembak mati.

“Jam 10.20 WIB anggota kita melakukan kegiatan susur gunung, dengan beberapa relawan. Ada orang tidak dikenal, dengan membawa sabit mengejar salah satu Pamen kita. Jadi Wakapolres dikejar, kemudian senjata itu ditolak, mengenai tangan,” ujar Kapolda saat memberikan keterangan pers di Karanganyar.

Menurut Luthfi, tak hanya Wakapolres yang menjadi sasaran penyerangan, namun juga sopir pribadi serta relawan. “Kemudian sopirnya juga demikian, dikejar kejar, diambil tindakan dilumpuhkan. Jadi ditembak kakinya 3 kali, kemudian terjatuh. Akhirnya dibawa ke rumah sakit, kehabisan darah dan meninggal,” jelasnya.

Namun saat jenazahnya hendak dikebumikan di pemakaman umum daerah asalnya di Madiun, warga menolaknya. Mengapa? Direktur Reskrim Polda Jateng Kombes Kombes Pol R Y Wihastono Yoga Pranoto menyebutkan pemindahan lokasi pemakaman karena ada penolakan dari warga setempat.

“Warga di sekitar pemakaman di Madiun menolak pemakaman jenazah Karyono Widodo. Dan, pihak ahli waris akhirnya soal pemakaman menyerahkan kepada Polda Jateng,” ungkap Dir Reskrim Um Polda Jateng.

Sementara ahli waris almarhum Karyono Widodo diwakili Rochman Budi Santoso yang seorang diri mendatangi RS Bhayangkara Semarang menyetujui adiknya itu dimakamkan di TPU Kedungmundu, Semarang. “Ahli waris soal pemakaman semua menyerahkan ke Polda Jateng,” ucap Rochman Budi Santoso.

Ia ketika ditanya terkait sepak terjang adiknya,Karyono Widodo enggan memberi keterangan secara gamblang. Ia cuma menjelaskan adiknya itu pernah dalam pembinaan Badan Nasional Pembinaan Teroris (BNPT). Dan, pada Juli 2019, pihak BNPT menyerahkan Karyono Widodo kepada keluarga.

“Kami keluarga sudah mengikhlaskan kematian adik saya Karyono Widodo,” ucapnya sambil menyinggung ia bersama keluarga mendengar kematian adiknya dari anggota Polsek Karanganyar.

Sementara ahli waris almarhum Karyono Widodo diwakili Rochman Budi Santoso yang seorang diri mendatangi RS Bhayangkara Semarang menyetujui adiknya itu dimakamkan di TPU Kedungmundu, Semarang. “Ahli waris soal pemakaman semua menyerahkan ke Polda Jateng,” ucap Rochman Budi Santoso.

Pernah Dibina BNPT

Ia ketika ditanya terkait sepak terjang adiknya,Karyono Widodo enggan memberi keterangan secara gamblang. Ia cuma menjelaskan adiknya itu pernah dalam pembinaan Badan Nasional Pembinaan Teroris (BNPT). Dan, pada Juli 2019, pihak BNPT menyerahkan Karyono Widodo kepada keluarga.

“Kami keluarga sudah mengikhlaskan kematian adik saya Karyono Widodo,” ucapnya sambil menyinggung ia bersama keluarga mendengar kematian adiknya dari anggota Polsek Karanganyar. (h/krjc)

BACA JUGA:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *