Catatan: Nur Elya Capah
Dairi, PRi.Com – Secangkir kopi penggugah suasana pagi berkat aroma segar kopi Sidikalang mengajak kita berinspirasi membuka perbincangan bersama salah satu tokoh pemerhati pertanian kabupaten Dairi, bersama Teddy Tobing saat media online PRi.Com bertemu di salah satu warung kopi di sudut kota Sidikalang, Rabu (18/02) pagi,
Teddy coba membuka perbincangan dengan berbagai ulasan yang tengah dikeluhkan masyarakat yang perlu segera dibenahi terkait program pemerintah, hkususnya menyangkut pertanian, termasuk keluhan mengenai kelangkaan pupuk bersubsidi di kabupaten Dairi.
Banyak lahan yang beralih fungsi menjadi perumahan.(Foto doc.nur)
Teddy Tobing selaku pemerhati pertanian kabupaten Dairi yang sudah berlalu lalang di sektor-sektor pertanian berkolaborasi dengan petani, mulai pelosok desa bahkan sampai manca negara selalu membuka diri agar inovasi pertanian Dairi dapat menjadi andalan masyarakat kabupaten Dairi.
Apalagi melihat potensi iklim pertanian sangat menjanjikan bagi kesejahteraan masyarakat, Penduduk Dairi yang mengandalkan pertanian mulai dari menghidupi keluarga sampai kebutuhan sekolah serta kebutuhan lainnya di kisaran 70% bergantung pada hasil pertanian.
“Melihat Program 100 hari yang dicanangkan Bupati Dairi, menyangkut Pertanian, saya garansi gagal total,” ujarnya .
Ia menyebut, bagaimana bisa disebut gagal sebab program 100 hari ini sudah mau setahun tidak menunjukkan hasil. Bahkan petani mengalami kerugian pasca panen raya sekalipun.
Untuk membenahi ini jika pemerintah tidak mau disebut gagal ingin mensejahterakan Petani Dairi, apalagi menghadapi musim pemupukan per April mendatang, hendaknya segera mengatasi keluhan warga petani.
Dia memaparkan, ada beberapa kata kunci yang perlu segera dilakukan:
- mengundang tokoh-tokoh pemerhati peduli pertanian Dairi.
- Bentuk badan independen pemerhati peduli pertanian.
- Benahi data lahan yang sudah alih fungsi
- Dan berapa data lahan produktif juga mengenai RDKK harus lebih falit agar tidak terjadi kesenjangan yg di alami petani .
Langkah tersebut perlu dilakukan, upaya mengakomodir kepentingan warga petani hingga kesenjangan pupuk tidak menjadi momok di tengah warga.
Sehingga, kata Teddy, dapat mengurangi banyaknya mafia pupuk memperkaya diri sendiri yang tega mengorbankan kepentingan orang banyak.
Ia menyabut, kajian yang lebih mendalam jika dihitung pasokan pupuk subsidi yang mengacu pada RDKK selama ini sangat banyak.
“Jika diukur dari lahan sekarang sudah hampir setinggi lutut, cukup menutupi seluruh daratan kabupaten Dairi, maka sangat perlu di perhatikan RDKK tersebut melalui pendataan jumlah lahan yang sudah beralih fungsi, dan lahan produktif lainnya,” ujarnya mengakhiri.(Nur)