Kini kekawatiran perusahan tersebut pun sudah tak terbendung, salah satu karyawan yang minta namanya tak usah dipublikasikan, menjelaskan pada media ini bahwa mereka merasa kecewa pada APH kurang tegas dalam penindakan.

Bahkan istri dari pekerja pun sudah berame-rame mengusir para pencuri tapi tak menemui hasil, bahkan para pencuri secara terang-terangan melakukan aksinya tak ubahnya seperti perampok saja.

“Kami sebagai pekerja pun sering telat gajian akibat perusahaan tak dapat pruduksi karena sudah habis buahnya diambil para preman,” tuturnya.

Kini perkebunan milik perusahaan tersebut tak ubahnya seperti kebun bersama denganpara preman di sana, sehingga semau-maunya melakukan aksi pencurian TBS.

Untuk itu, PT BBS ini mengharapkan agar pihak APH tegas menanggulangi pencurian tersebut, sehingga karyawan pun bisa tenang dalam menjalankan aktivitasnya.

Berdasarkan pantauan media ini di lapangan, ada terkesan pembiaran dari pihak APH sektor Kumpeh Ilir sehingga diduga seakan-akan ada kerja sama mereka, setidaknya diduga menerima setoran dari para preman.

Sementara perusahaan adalah aset bagi pemerintahan daerah yang memberikan restribusi daerah yang seharusnya mendapatkan perlindungan dan merasa nyaman di tempat usaha mereka. Diminta kepada Polda Jambi meninjau sekaligus memberi peringatan terhadap anggotanya yang bertugas di sana, jangan sampai ada kesan pembiaran atas ketidakaktipan anggot nya melakukan pengamanan dan penindakan terhadap para pencuri TBS. h/marjuni

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *