Taput,PRESTASIREFORMASI.Com- Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tapanuli Utara (Taput) Sarlandy Hutabarat, SH, MM didampingi Kepala DPPKBP3A Donna Situmeang, Kepala Dinas PMD Donny Raymond Simamora, Kadis Kesehatan Sudirman Manurung, Kadis Pertanian SEY Pasaribu, , Kadis Sosial Bahal Simanjuntak, Kepala BKAD Kijo Sinaga, Kadis Disdukcapil Asnah Sinaga dan beberapa pimpinan Perangkat Daerah lainnya buka Pelatihan Kader Tim Pendamping Keluarga (TPK), di Aula Martua Tarutung, Selasa (30/08/22).
Turut hadir dalam pelatihan yang diikuti oleh 270 Kader TPK ini, Camat Tarutung Renhard Lumbantobing, Camat Sipoholon Ronald Situmorang, Camat Adian Koting Hudson Jones Siagian, Camat Siatas Barita Elyanto Sitompul.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Taput Sarlandy Hutabarat serius menyampaikan apresiasi atas antusiasme kader TPK mengikuti pelatihan ini dan diharap kekompakan ini berlanjut.
Dia mengucapkan terima kasih kepada kader-kader TPK dari 4 Kecamatan di sekitar Rura Silindung yang begitu semangat dan antusias mengikuti pelatihan itu.
“Bapak dan ibu Kader TPK merupakan ujung tombak pencegahan Stunting di Taput karena bersentuhan langsung dengan masyarakat. Menjadi kader TPK merupakan pekerjaan yang sangat mulia yang membutuhkan semangat dan hati nurani”, ucap Sarlandy mengawali.
“Kami menekankan kepada kader TPK untuk terus meningkatkan kemampuan dalam menekan angka stunting, terutama kemampuan di bidang komunikasi karena akan mempermudah proses pendampingan mengajak keluarga menerapkan perilaku hidup sehat. Kami juga berharap semua kader TPK untuk selalu kompak dan bersinergi dengan petugas pendidikan, kesehatan terutama Pemerintah Desa,” sebut Sarlandy mengakhiri.
Dalam kesempatan sebelumnya, laporan Kepala DPPKBP3A Donna Situmeang paparkan bahwa selain untuk pelatihan peningkatan kompetensi kader TPK, kegiatan ini juga dilakukan untuk verifikasi dan validasi data Stunting di Taput.
“Kegiatan ini dilakukan dalam rangka menekan angka stunting di Kabupaten Taput. Verifikasi dan Validasi Data Stunting dilakukan untuk pemutakhiran data agar dapat diketahui kondisi terkini dari setiap keluarga sasaran”, papar Donna Situmeang.
Narasumber Ny. Sadonna Eliston Lumbantobing dari TP PKK Taput memberikan penjelasan serta interaksi dua arah kepada peserta pelatihan tentang pencegahan dini dan penanganan stunting kemudian dilanjutkan dengan pelatihan penggunaan Google Form untuk verifikasi dan validasi data stunting serta pelatihan penggunaan Aplikasi Elsimil.
Rangkaian acara juga diisi dengan paparan seluruh Perangkat Daerah pengampu percepatan penanganan dan pencegahan stunting kemudian dilanjutkan dengan simulasi penyuluhan oleh 4 tim TPK Kecamatan saat melakukan pendampingan kepada keluarga beresiko stunting.
Dalam kesempatan sebelumnya ahli gizi dari Dinas Kesehatan Tienne Nadeak memaparkan inovasi penanggulangan kekurangan nutrisi menggunakan daun kelor.
“Daun kelor mengandung nutrisi seperti protein dan kalsium yang sangat tinggi. 100 gram daun kelor mengandung 1.100 mg kalsium. Daun kelor lebih ekonomis dan sudah dibudidayakan di Kecamatan Siatas Barita. Kami berharap semua masyarakat di Taput ikut serta membudidayakan daun kelor ini khususnya di pekarangan rumah,” kata Tienne Nadeak.
Acara kemudian dilanjutkan dengan melakukan Praktek Pijat oksitosin untuk memperlancar ASI bagi ibu menyusui.(Jas)