Samosir, PRESTASIREFORMASI.Com – Ikan Louhan yang dikenal dengan nama Flowerhorn cichlid, beberapa tahun lalu sempat booming dan menjadi ikan hias yang harganya mahal. Namun kini malah menjadi momok menakutkan bagi Nelayan perairan air tawar, karena telah berubah buas dan jadi ikan predator.

Masyarakat Nelayan di kabupaten Samosir telah mengalami dampak negatif langsung akibat keberadaan ikan Louhan ini.

Hal itu terungkap saat semua Anggota DPRD Kabupaten Samosir mengadakan Reses ke-3, Kamis (19/1/2020), di Kecamatan Simanindo dihadiri Camat, Konstituen/masyarakat, Kepala Desa, BPD, Uspika, Tokoh masyarakatdan Penyuluh Pertanian .

Masyarakat, khususnya para nelayan, engeluhkan keberadaan Ikan. Louhan ini di perairan Dana Toba, karena diduga kuat telah berkembang biak dan populasinya tak terkendali, sehingga memangsa Ikan Mujahir yang selama ini menjadi sumber pendapatan mereka.

Seluruh Anggota DPRD Samosir reses dan turun ke Dapil menemui konstituen, Kamis (19//2020).

Problema yang saat ini dihadapi masyarakat pinggiran Danau Toba di antaranya Desa Garoga, Cinta Dame, Tomok dan sejumlah kawasan lainnya adalah mengenai keberadaan Ikan Louham ini.

Louhan telah mengakibatkan berkurang pendapatan masyarakat, karena populasi ikan Mujahir drastis menurun karena menjadi santapan yang dulunya sempat jadi primadona sebagai ikan hias itu.

Ternyata Ikan Louhan yang berkembang pesat di Danau Toba telah menjadi predator ikan mujahir, sehingga ikan hasil tangkapan nelayan dari hari ke hari semakin merosot.

Untuk itu, masyarakat meminta Pemerintah Kabupaten menurunkan ahli untuk meneliti keberadaan ikan Lohan, sekaligus kalau dapat dimusnahkan populasinya dari kawasan Danau Toba.

Dikutip dari website Kementerian Perikanan dan Kelautan (KKP), ikan Louhan pernah menginvasi Waduk Sempor, Kebumen, Jawa Tengah. Ikan Louhan menyebabkan kerugian ekologi dan ekonomi.

Yaitu mendominasi struktur komunitas ikan dan menurunkan hasil tangkapan jenis ikan ekonomis digantikan dominasi ikan Louhan yang kurang bernilai ekonomis.

Karenanya, KKP terus meneliti perkembangbiakan dan persebaran ikan Louhan yang berpotensi menjadi ikan invasif di perairan di Indonesia. Salah satunya di Danau Matano, danau purba di Kompleks Danau Malili, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.

Danau ini memiliki keanekaragaman hayati yang unik dan tingkat endemisitas tinggi. Ikan Louhan yang dikenal dengan nama Flowerhorn cichlid, merupakan jenis ikan hias dari famili Cichlidae yang telah masuk ke perairan Danau Matano dan dapat mengancam keberadaan jenis-jenis ikan endemik. (h/HotS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *