Bungo, PRESTASIREFORMASI.Com – Dusun Karya Mukti merupakan salah satu Dusun yang sudah sering mendapatkan berbagai penghargaan baik di tingkat kabupaten maupun provinsi. Bahkan pada tahun ini akan menjadi perwakilan untuk mengikuti BBGRM di tingkat nasional.

Tercapainya penghargaan dan prestasi ini semuanya tidak terlepas dari kepiawaian seorang pemimpin di dalam memanejemen dan mengelola semua warga dan perangkat yang ada di Dusunnya.

Taman Toga yang berfungsi untuk membantu warga yang membutuhkan berbagai tanaman untuk kesehatan

Sebagai mantan Rio Dusun Karya Mukti Abdul Wahab
kelahuran 11 Maret 1966
yang menjabat pada periode tahun 2013-2019. Kemajuan ini sudah dirasakan sejak di bawah kepemimpinannya dengan dibantu semua perangkat Dusun dan kerjasama dengan anggota BPD.

Suami dari Titin Widiastuti, S.Paud yang sudah diberikan 3 anak ini selalu setia mendampinginya merupakan suatu kekuatan sehingga dapat mencapai berbagai penghargaan diantaranya : Juara Tingkat Provinsi BBGRM 2018, Juara Terbaik Gedubrak tahun 2018, Dusun aWord tahun 2018, PHBS Juara 1 tahun 2018.

Lokasi penangkaran kelinci usaha mandiri warga

Bahkan pada Hari Penempatan Transmigrasi Dusun Karya Mukti mengadakan kegiatan turnamen bola volly, wayang kulit dan pengajian akbar.

Abdul Wahab kepada media ini menjelaskan bahwa dirinya sudah membawa Dusun Karya Mukti dari berkembang menjadi maju dan mandiri.

“Saya berupaya membawa Dusun Karya Mukti ini mulai dari berkembang menjadi maju dan mandiri,” kata Wahab di rumah kediamannya, Rabu (05/02).

Sekarang teknologi desa kita itu sudah mandiri yaitu warga memiliki suatu kegiatan yang dapat menambah penghasilan maupun kesejahteraan. Sehingga kemandiriannya benar benar dirasakan oleh masyarakat secara luas.

Gerakan Lingkungan Mandiri (GLM) setelah saya cari informasi bahwa satu satunya calon yang ada di Pelepat Ilir maupun di kabupaten bungo itu belum ada yang punya program GLM. Harapan saya untuk ke depan lingkungan bisa mandiri dengan cara menganggarkan lingkungan itu kurang lebih dari 10 juta per RT yang terdiri dari 21 RT.

Kandang kelinci dengan model pembuatan kandang sendiri dengan pakan alami diolah sendiri

Dana ini nantinya akan saya ambilkan dari dana desa dan saya sudah konsultasi dengan berbagai pihak maupun Pendamping Dusun dan itu bisa dan tidak menyalahi aturan,” imbuhnya.

Yang penting nanti tekniknya itu sesuai dengan aturan yang ada dan nantinya ada sosialisasi sosialisasi kepada masyarakat sehingga setiap warga dapat membuat hasil karya atau kreativitas seperti usaha jangkrik, ternak kelinci, ikan dan berbagai tanaman toga serta jenis usaha lain yang bermanfaat seperti group rebana.

Akan tetapi semua ini tidak bisa tercapai bila masyarakat di lingkungan mandiri ini miss pemahaman sehingga kadang kadang di lingkungan yang belum terkena pembangunan masih merasa cemburu ataupun merasa kurang.

Hasil urine kelinci dikumpulkan menjadi pupuk cair yang bernilai tinggi dan bagus

Padahal pembangunan itu kan kita laksanakan berdasarkan usulan dengan skala prioritas yaitu sesuai dengan kebutuhan yang ada.

Kita selalu mengikuti tahapan mulai musyawarah dusun sampe ke tingkat tim tujuh hingga penetapan rencana kegiatan pembangunan sampai membuat RAPBDus.

Walaupun usulan dari lingkungan ataupun masyarakat itu banyak sekali tapi tetap kita godok untuk skala prioritas artinya dengan dana yang ada kan gak mungkin itu bisa terselesaikan semuanya,” terang Wahab.

Harapan saya dengan adanya program saya GLM paling tidak sudah bisa menjawab pemerataan pembangunan walaupun sedikit tapi skala prioritas tetap masih ada,” tutup Wahab. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *